RI News Portal. Cilacap, 15 November 2025 – Gelombang bantuan dari beragam elemen masyarakat terus mengalir ke Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, pada hari ketiga pasca-bencana tanah longsor yang melanda wilayah tersebut. Pengamatan lapangan pada Sabtu siang menunjukkan antusiasme tinggi dalam mendukung korban dan tim penyelamat, dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar serta dukungan logistik untuk operasi pencarian.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Yanuar Arif Wibowo, menjadi salah satu figur yang turut serta dalam aksi kemanusiaan ini. Ia menyerahkan paket bantuan secara langsung kepada Kepala Desa Cibeunying, yang mencakup sembako, makanan siap saji, dan minuman kemasan. “Musibah ini sungguh memilukan, terutama karena menimpa konstituen saya sendiri di wilayah Banyumas dan Cilacap,” ungkap Yanuar usai penyerahan. Bantuan yang diangkut dengan satu kendaraan tersebut diharapkan dapat meringankan beban korban sekaligus memperkuat stamina tim pencari.
Tidak hanya berhenti pada distribusi barang, Yanuar juga melakukan kunjungan lapangan untuk memantau proses evakuasi. Ia menyampaikan apresiasi mendalam terhadap koordinasi antarlembaga, termasuk Basarnas dan kelompok relawan, yang telah bekerja tanpa henti. “Saya berdiskusi langsung dengan kepala desa untuk memahami kronologi kejadian dan identifikasi kebutuhan mendesak, baik untuk warga terdampak maupun petugas di lapangan,” tambahnya. Langkah ini mencerminkan pendekatan holistik dalam penanganan bencana, di mana aspek emosional dan praktis saling melengkapi.

Sementara itu, inisiatif lokal juga turut berkontribusi signifikan. Pemerintah Desa Selebu bersama Karang Taruna setempat, di bawah koordinasi Ketua Irvan Marjuki, menyumbangkan sembako dan air minum dalam jumlah memadai. “Kontribusi ini merupakan hasil gotong royong dari anggota karang taruna dan aparatur desa Selebu. Kami berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi penderitaan korban serta mendukung operasi penyelamatan,” jelas Irvan. Bantuan ini menyoroti peran vital komunitas basis dalam respons darurat, di mana solidaritas antar-desa menjadi kunci keberhasilan.
Posko utama bantuan didirikan di Balai Desa Cibeunying, berjarak sekitar 500 meter dari titik longsor, memudahkan distribusi dan koordinasi. Hingga pukul 12.00 WIB, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi enam jenazah korban. Namun, tantangan masih besar dengan 17 orang lainnya yang diperkirakan masih tertimbun material longsor. Kondisi ini menekankan urgensi peningkatan sumber daya, termasuk peralatan berat dan tenaga ahli, untuk mempercepat proses pemulihan.
Dari perspektif akademis, fenomena ini mengilustrasikan dinamika resiliensi komunitas dalam menghadapi bencana alam di wilayah rawan geologis seperti Cilacap. Studi tentang manajemen bencana menunjukkan bahwa integrasi bantuan top-down (dari legislator) dengan bottom-up (dari kelompok pemuda dan desa) dapat meningkatkan efektivitas respons, sebagaimana terlihat dalam kasus serupa di daerah pegunungan Jawa Tengah. Meski demikian, evaluasi pasca-bencana diperlukan untuk mencegah rekurensi, termasuk melalui pemetaan risiko dan edukasi mitigasi.
Aliran bantuan yang berkelanjutan ini tidak hanya memberikan harapan bagi korban, tetapi juga memperkuat jaringan sosial di tengah krisis. Pihak berwenang terus memantau perkembangan, dengan harapan operasi pencarian segera membuahkan hasil positif.
Pewarta : Tur Hartoto

