RI News Portal. Kuala Lumpur, 13 November 2025 – Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono, mengungkapkan bahwa Malaysia menjadi negara penempatan paling berkesan dalam perjalanan diplomatiknya selama empat dekade. Pernyataan ini disampaikan dalam acara pertemuan dengan awak media di Kuala Lumpur pada Kamis lalu, menjelang berakhirnya masa tugasnya pada 30 November 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Hermono menekankan bahwa pengalaman di Malaysia melampaui tugas-tugas diplomatik konvensional, terutama melalui jaringan luas yang terbentuk dengan berbagai elemen masyarakat. “Dari perjalanan karier diplomatik selama 40 tahun, bagi saya Malaysia adalah tempat yang paling berkesan,” ujarnya, seraya menyoroti hubungan erat dengan pejabat pemerintah, politisi, pengusaha, jurnalis, hingga lapisan masyarakat umum yang memudahkan pelaksanaan tugasnya.
Fokus utama refleksi Hermono adalah kontribusinya terhadap isu migran, yang ia anggap sebagai pencapaian kemanusiaan paling mendalam. Selama lima tahun masa jabatannya, terjadi kemajuan signifikan dalam perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI). “Ketika saya melihat kemajuan yang telah kita capai dalam lima tahun terakhir, saya cukup puas karena banyak kemajuan, banyak perbaikan,” katanya. Peningkatan pendapatan PMI menjadi salah satu indikator utama, disertai penurunan kasus kekerasan yang belum sepenuhnya hilang, tetapi penanganannya semakin efektif.

Hermono juga memuji responsivitas pihak berwenang Malaysia terhadap laporan dari perwakilan Indonesia. “Pemerintah Malaysia sudah memahami dengan baik apa kepentingan RI, terutama terkait isu pekerja migran, dan hal itu sangat memuaskan,” tambahnya. Acara tersebut turut dihadiri Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia, Danang Waskito, yang menyaksikan langsung penghargaan Hermono terhadap dukungan dari berbagai pihak di Malaysia.
Salah satu legacy utama Hermono adalah dorongannya terhadap penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang perlindungan pekerja domestik Indonesia, yang disaksikan langsung oleh pemimpin kedua negara. “Nota kesepahaman itu sangat penting karena ditandatangani di hadapan kedua pemimpin negara,” ungkapnya. Ia berharap MoU serupa untuk pekerja formal non-domestik segera ditindaklanjuti, yang diyakini akan meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan PMI secara keseluruhan.
Hermono menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada rakyat, pemerintah, dan komunitas media Malaysia atas dukungan yang diberikan selama masa tugasnya. “Terima kasih kepada seluruh rakyat Malaysia, pemerintah Malaysia, dan juga media Malaysia yang telah sangat mendukung saya dan rekan-rekan saya di Malaysia,” katanya.
Baca juga : Kejaksaan Tinggi NTB Panggil Belasan Vendor Swasta Terkait Utang Rp8 Miliar di Balik MXGP 2023
Lebih lanjut, Hermono menekankan pentingnya hubungan bilateral Indonesia-Malaysia sebagai pilar stabilitas regional. “Saya selalu mengatakan kepada teman-teman di Malaysia bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia harus kuat. Indonesia dan Malaysia berperan sebagai jangkar stabilitas dan kemakmuran di kawasan,” jelasnya. Ia menyoroti perlunya penanganan proaktif terhadap isu-isu sensitif, termasuk perbatasan dan “pekerjaan rumah” lain yang belum tuntas, dengan optimisme bahwa penerusnya akan melanjutkan upaya tersebut.
Pengalaman Hermono mencerminkan evolusi diplomasi bilateral yang tidak hanya berfokus pada protokol, tetapi juga pada dampak nyata terhadap isu kemanusiaan dan stabilitas kawasan. Keberhasilannya dalam membangun kepercayaan lintas sektor menjadi model bagi hubungan antarnegara di Asia Tenggara, di tengah dinamika migrasi dan tantangan regional yang semakin kompleks.
Pewarta : Albertus Parikesit

