RI News Portal. Wonogiri, 10 November 2025 – Dalam suasana khidmat yang sarat nasionalisme, Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bangsa Wonogiri menjadi saksi bisu peringatan Hari Pahlawan ke-80 Tahun 2025. Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo, S.H., S.I.K., M.P.M., bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Wonogiri, mengikuti Ziarah Nasional yang mengusung tema “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan”. Acara ini tidak sekadar ritual tahunan, melainkan upaya sistematis untuk menginternalisasi nilai-nilai kepahlawanan sebagai fondasi pembangunan karakter bangsa di era kontemporer.
Upacara ziarah dipimpin oleh Kepala Kejaksaan Negeri Wonogiri, Hery Somantri, S.H., M.H., sebagai Inspektur Upacara. Sekitar 150 peserta hadir, mencakup unsur Forkopimda, TNI-Polri, organisasi perangkat daerah (OPD), kalangan akademisi, pelajar, serta tamu undangan. Kehadiran Bupati Wonogiri Setyo Sukarno, Dandim 0728/Wonogiri Letkol Inf Edi Ristriyono, S.Pd., M.I.P., Ketua Pengadilan Negeri Andri Sufari, S.H., M.Hum., serta pejabat daerah lainnya, memperkaya dimensi lintas sektor dalam acara ini. Barisan Forkopimda semakin lengkap dengan partisipasi Kapolres AKBP Wahyu Sulistyo beserta perwira dan Korsik Polres Wonogiri, yang menambah nuansa disiplin dan pengabdian institusional.
Rangkaian kegiatan dirancang secara simbolis untuk membangkitkan kesadaran historis: penghormatan kepada arwah pahlawan, mengheningkan cipta, peletakan karangan bunga oleh Inspektur Upacara, hingga tabur bunga di pusara. Elemen-elemen ini, dari perspektif sosiologis, berfungsi sebagai mekanisme transmisi nilai intergenerational, di mana generasi muda diajak merefleksikan pengorbanan para pendahulu sebagai katalisator aksi kolektif.

Dalam wawancara eksklusif pasca-acara, AKBP Wahyu Sulistyo menyoroti esensi Hari Pahlawan sebagai katalisator transformasi sosial. “Ini bukan sekadar peringatan historis, melainkan panggilan untuk mengaplikasikan semangat juang dalam konteks kekinian. Polres Wonogiri berkomitmen mewujudkan nilai-nilai tersebut melalui pelayanan humanis, proaktif, dan berbasis masyarakat,” ungkapnya. Sebagai pemimpin yang dikenal dengan pendekatan empati, ia menambahkan bahwa keberanian dan keikhlasan pahlawan harus menjadi blueprint bagi Polri dalam menjalankan peran sebagai pelindung dan pengayom. Pernyataan ini mencerminkan paradigma kepolisian modern yang mengintegrasikan warisan nasionalisme dengan prinsip good governance.
Bupati Setyo Sukarno, dalam kesempatan yang sama, menekankan dimensi pembangunan. “Teladan pahlawan mengajarkan kita untuk mengisi kemerdekaan dengan gotong royong dan inovasi. Di Wonogiri, ini berarti mempercepat pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi berbasis kearifan lokal,” katanya. Pendekatan ini selaras dengan agenda nasional Sustainable Development Goals (SDGs), di mana semangat kepahlawanan diinterpretasikan ulang sebagai modal sosial untuk kemajuan inklusif.
Partisipasi aktif Polres Wonogiri dalam ziarah ini bukanlah kebetulan, melainkan manifestasi strategis dari komitmen institusi kepolisian dalam mempertahankan narasi nasionalisme. Di tengah dinamika global yang menantang identitas bangsa, kegiatan semacam ini berperan sebagai benteng ideologis, memperkuat kohesi sosial di tingkat lokal. Penutupan upacara dengan tabur bunga dan penghormatan terakhir oleh seluruh peserta menandai komitmen bersama untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan melalui tindakan nyata.
Peringatan ini meninggalkan pesan mendalam: kepahlawanan bukan artefak masa lalu, melainkan energi dinamis untuk membangun Indonesia yang lebih tangguh. Di Wonogiri, momentum ini diharapkan menjadi pendorong bagi generasi muda untuk berinovasi sambil tetap berakar pada nilai-nilai luhur bangsa.
Pewarta: Nandang Bramantyo

