RI News Portal. Trenggalek, 6 November 2025 – Di tengah hiruk-pikuk dinamika politik nasional yang masih bergaung pasca-pemilu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gelora Indonesia Trenggalek menggelar acara tasyakuran sekaligus silaturahmi untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-6 partai pada 4 November 2025. Bertempat di markas kantor partai di Jalan Pogalan, Trenggalek, acara yang dimulai pukul 13.00 WIB itu menjadi momentum refleksi dan konsolidasi, dengan fokus pada penguatan struktur organisasi di tingkat desa untuk menghadapi Pemilu 2029.
Acara ini dihadiri oleh puluhan kader dan pengurus dari berbagai kecamatan di Kabupaten Trenggalek, termasuk perwakilan dari Gandusari, Karangan, dan kecamatan lainnya. Suasana akrab terasa sejak awal, dengan peserta yang mengenakan seragam partai berbincang santai sambil menikmati hidangan sederhana khas daerah. Sebagai promotor utama, Ketua DPD Trenggalek, Ali Maskur (Ahlul), memimpin jalannya acara, didampingi Wakil Ketua Slamet Riyadi serta sejumlah sesepuh partai yang turut memberikan arahan.
Dalam sambutannya, Ali Maskur menekankan bahwa peringatan HUT ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan panggilan untuk mempererat ikatan antar-kader. “Kita berkumpul hari ini untuk memperkuat tali kerukunan sesama anggota, sekaligus memperkenalkan Partai Gelora lebih dekat kepada masyarakat Trenggalek. Dengan soliditas ini, kita bisa melaksanakan program-program yang telah direncanakan, mulai dari pengabdian sosial hingga advokasi isu lokal seperti pemberdayaan petani dan pelestarian lingkungan,” ujarnya, disambut tepuk tangan meriah.

Lebih lanjut, Maskur menyampaikan harapannya agar struktur pengurus partai diperkuat hingga ke tingkat desa. “Di Kabupaten Trenggalek, kita perlu menguatkan fondasi di setiap desa. Partai Gelora harus menjadi kekuatan yang tangguh, bukan hanya di parlemen, tapi juga di akar rumput, agar mampu bersaing di Pemilu mendatang,” tambahnya. Visi ini sejalan dengan semangat partai secara nasional, yang lahir pada 2019 dengan misi menjadikan Indonesia sebagai kekuatan global baru melalui politik nasional-religius yang inklusif.
Sebuah momen yang menyentuh adalah wejangan singkat dari Maskur, yang juga menjabat sebagai figur sentral di partai. Ia mengajak seluruh kader untuk menyongsong 2029 dengan optimisme, di mana Partai Gelora diharapkan mampu meraih kursi legislatif di tingkat kabupaten. “Kita harus memperkuat peran di pemerintahan ke depan. Trenggalek layak memiliki representasi Gelora yang kuat, yang bisa memperjuangkan aspirasi rakyat dari hulu hingga hilir sungai Bendungan,” katanya, merujuk pada potensi sumber daya alam lokal yang sering terpinggirkan dalam agenda nasional.
Suasana semakin hangat saat tim pewawancara menyapa Maskur untuk komentar lebih lanjut. Dengan senyum lebar, ia menyatakan, “Partai Gelora harus menjadi besar, masuk dalam lima urutan teratas di Kabupaten Trenggalek dan secara nasional. Ini bukan mimpi kosong, tapi komitmen nyata untuk kemajuan bangsa.” Pernyataannya itu mencerminkan ambisi partai yang konsisten, meski di tengah tantangan seperti keterbatasan akses ke jaringan politik besar.
Baca juga : Tragedi Sungai Genting: Evaluasi Keselamatan KKN di Tengah Banjir Bandang Mendadak
Tak ketinggalan, suara dari kader biasa turut mewarnai narasi acara. Seorang anggota yang enggan disebut namanya berbagi kegembiraannya: “Kami sangat bangga menjadi kader Gelora. Program-programnya jelas, fokus pada kemajuan dan kesejahteraan jangka panjang, seperti pendidikan vokasi untuk pemuda desa dan dukungan UMKM petani gaplek. Ini yang membuat kami tetap semangat, meski perjalanan masih panjang.”
Acara ditutup dengan sesi silaturahmi intensif dan tanya jawab terbuka yang dipandu langsung oleh Maskur. Diskusi ini membahas isu-isu krusial, seperti strategi rekrutmen pemuda dan kolaborasi dengan tokoh masyarakat untuk program anti-kemiskinan. Bagi banyak peserta, momen ini menjadi pengingat bahwa politik bukanlah ajang perebutan kekuasaan semata, melainkan alat untuk membangun komunitas yang resilien.
Peringatan HUT ini juga menandai komitmen Partai Gelora Trenggalek untuk tetap relevan di tengah lanskap politik yang semakin kompetitif. Di era di mana partai-partai besar mendominasi narasi nasional, inisiatif lokal seperti ini justru menjadi kunci untuk membangun basis massa yang autentik. Dengan demikian, Gelora tidak hanya merayakan usia enam tahun, tapi juga menabur benih untuk panen politik yang lebih inklusif di masa depan.
Pewarta: Sugeng

