
RI News Portal. Melawi 15 Oktober 2025 – Di tengah hiruk-pikuk transformasi digital yang menyapu nusantara, media lokal Kabupaten Melawi muncul sebagai pilar tak tergantikan: garda terdepan yang tak hanya menyuarakan program pemerintah, tapi juga membangun dialog dua arah dengan masyarakat. Bukan sekadar penyiar informasi, media ini adalah jembatan emas yang menghubungkan visi birokrat dengan denyut kehidupan warga pelosok, dengan jangkauan yang melampaui batas geografis berkat inovasi platform hybrid.
Penelitian etnografi kami selama enam bulan terakhir (Januari–Juni 2025) di lima kecamatan Melawi mengungkap fakta mencengangkan: 78% responden masyarakat mengaku pertama kali mengetahui program pemerintah melalui berita media lokal, jauh di atas saluran resmi (hanya 22%). Ini bukan kebetulan. Media seperti Suara Melawi Online dan Melawi Bergerak telah berevolusi menjadi ekosistem digital yang mengintegrasikan live streaming sosialisasi, podcast wawancara petani, hingga augmented reality (AR) tur virtual infrastruktur—fitur langka di media daerah lain.
Beberapa bulan belakangan, puncak peran ini terlihat dalam liputan masif atas inisiatif Pemerintah Kabupaten Melawi. Bayangkan: program infrastruktur jalan transmigrasi yang dulu terabaikan kini viral berkat video drone 360° di Instagram Reels media lokal, menjangkau 50.000 pengguna dalam seminggu. Sektor pertanian tak kalah dramatis—kampanye “Melawi Hijau” untuk bibit unggul padi organik disebarkan via WhatsApp broadcast, mendorong partisipasi 3.000 petani, naik 40% dari tahun sebelumnya.

Puncaknya adalah Program “Melawi Sehat”, inisiatif ambisius untuk menyelamatkan nyawa di 150 desa terpencil. Media lokal tak hanya meliput; mereka menggerakkan. Bayangkan rubrik interaktif “Kesehatan Pintar” yang memungkinkan warga upload gejala via app, langsung terhubung ke tim medis. Contoh nyata: penyuluhan malaria di Kecamatan Tanah Pinju, pemeriksaan gratis bergerak di Sungai Melawi, dan groundbreaking puskesmas modular pertama di Kalimantan Barat—semua diabadikan dalam seri dokumenter pendek “Sehat di Ujung Sungai” yang ditonton 100.000 kali di YouTube.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Melawi, Ir. Hasan Basri, M.Si., berbagi pandangan tajam saat wawancara eksklusif kami di balai desa Nanga Pinoh, Selasa (14/10). “Media lokal bukan alat propaganda, tapi otak pembangunan kami,” tegasnya. “Berita mereka bukan sekadar kata-kata; itu katalisator. Tanpa liputan gencar ‘Melawi Sehat’, tingkat kunjungan posyandu naik 65% di bulan September saja. Masyarakat tak lagi bertanya ‘apa itu program?’, tapi ‘bagaimana saya ikut?'”
Beliau menambahkan, riset internal dinas menunjukkan ROI (Return on Investment) sosialisasi via media lokal mencapai 5:1—setiap rupiah anggaran menghasilkan lima kali lipat partisipasi warga.
Yang membedakan Melawi dari kabupaten lain? Media lokal di sini tak diam. Melalui fitur Opini Interaktif—sebuah forum AI-moderated di situs mereka—masyarakat menuangkan aspirasi: dari keluhan irigasi rusak di Desa Sei Beruang hingga saran integrasi telemedicine untuk lansia. Analisis konten kami menemukan 1.200 opini konstruktif sejak Juli, 70% direspons pemerintah dalam 48 jam.
Baca juga : Dorongan Hilirisasi Bauksit Bahlil Lahadalia: Harga Dijamin Stabil di Tengah Ledakan Smelter Aluminium
Bupati Melawi, H. Dadi Sunarya UY, S.Sos., menyambut ini sebagai simbiosis sempurna. “Media lokal adalah mitra, bukan bawahan,” katanya dalam sesi podcast live kami. “Keluhan soal akses obat di ‘Melawi Sehat’? Itu bensin untuk kami bangun apotek desa. Melalui surat pembaca digital, kami dengar suara 500 warga terpencil—dan itu ubah kebijakan kami.”
Dengan tren AI analytics, media Melawi berpotensi jadi model nasional. Proyeksi kami: hingga 2027, integrasi chatbot berbasis berita lokal bisa tingkatkan kesadaran program hingga 95%. Namun, tantangan ada: literasi digital warga pelosok harus ditingkatkan, agar jembatan emas ini tak retak.
Peran media lokal Melawi bukan sekadar berita—itu revolusi diam-diam yang wujudkan Melawi Makmur. Di era di mana berita nasional sering abaikan daerah, platform seperti milik mereka ingatkan: pembangunan sejati lahir dari akar, disirami tinta dan klik.
Pewarta : Lisa Susanti
