
RI News Potal. Lampung Timur, 12 Oktober 2025 – Jembatan di RT 06 Muara Bungur, Dusun Kuripan, Desa Sukadana, Lampung Timur, yang rusak bertahun-tahun tak kunjung diperbaiki pemerintah daerah, kini dibangun ulang melalui inisiatif swadaya masyarakat. Gotong royong warga setempat menjadi solusi atas persoalan akses jalan yang kerap menyebabkan kecelakaan, sekaligus membuktikan semangat kebersamaan masih kuat di tengah keterbatasan.
Jembatan ini merupakan jalur vital yang menghubungkan Desa Lehan, Kecamatan Bumi Agung, dengan Desa Sukadana, Kecamatan Sukadana, menuju pusat kota pemerintahan Lampung Timur. Akses ini krusial bagi anak-anak sekolah, petani, dan masyarakat yang mengangkut hasil pertanian ke lahan kebun serta kawasan lintas timur. Namun, kondisi jembatan yang jebol telah lama menyulitkan mobilitas warga dan menyebabkan sejumlah kecelakaan.
Tokoh masyarakat setempat, Syamsudin, yang akrab disapa Syamsu, menjelaskan bahwa proyek pembangunan jembatan ini sepenuhnya didanai dan dikerjakan oleh warga. “Dana dikumpulkan melalui iuran dan sumbangan sukarela. Material seperti kayu, papan triplek, batu belah, semen, pasir, batu split, dan tempolong beton disumbangkan warga. Pengerjaannya pun dilakukan secara gotong royong,” ujar Syamsu. Ia menambahkan, kendala utama adalah minimnya tenaga dan tukang, karena banyak warga yang bekerja di kebun. Meski begitu, warga tetap antusias bergantian menyumbangkan tenaga demi kelancaran proyek.

Pembangunan dimulai dengan kerja bakti pada Minggu, 12 Oktober 2025. Puluhan warga bahu-membahu mengerjakan jembatan, termasuk Kepala Desa Lehan, Kecamatan Bumi Agung, yang turut berpartisipasi. “Yang penting jembatan ini bisa dilewati motor, mobil, dan hasil pertanian tidak terhambat lagi,” kata Syamsu, yang dikenal sebagai sosok dermawan di komunitasnya.
Kepala Dusun Kuripan, Ahmad Ashari, mengapresiasi inisiatif warganya. “Ini bukti masyarakat mampu bergerak tanpa menunggu bantuan pemerintah daerah. Gotong royong ini adalah langkah nyata dalam pembangunan desa yang langsung dirasakan manfaatnya oleh warga,” ungkapnya. Ia menyoroti bahwa kegiatan ini mencerminkan kepedulian dan semangat kebersamaan yang masih hidup di tengah masyarakat.
Sebelumnya, warga dan tokoh masyarakat telah dua kali mengajukan proposal perbaikan jembatan kepada pemerintah daerah, namun tidak mendapat respons. Kekecewaan ini mendorong warga untuk mengambil langkah mandiri. Dengan selesainya jembatan ini, diharapkan akses menuju Desa Lehan, Desa Catur Swako, dan pusat kota Lampung Timur akan lebih aman dan cepat, terutama untuk mengangkut hasil pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat setempat.
Semangat gotong royong warga Muara Bungur menjadi inspirasi bahwa pembangunan tidak selalu harus bergantung pada pemerintah. Jembatan ini bukan hanya struktur fisik, tetapi juga simbol kekuatan komunitas dalam menghadapi tantangan bersama.
Pewarta : Rahman
