
RI News Portal. Liwa, Lampung Barat – Sebuah insiden alam yang mengganggu mobilitas warga Lampung Barat terjadi pada Rabu (1/10/2025) sore hari, ketika pohon besar tumbang menghalangi Jalan Lintas Liwa-Ranau Lonsor. Peristiwa ini, yang dipicu oleh hujan deras disertai angin kencang, tidak hanya menimbulkan kemacetan panjang tetapi juga menyoroti kerentanan infrastruktur jalan raya terhadap perubahan cuaca ekstrem di wilayah pegunungan.
Lokasi kejadian tepat berada di ruas jalan penghubung antara Pekon Balak Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit, dan Pekon Tanjung Raya, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat. Sekitar pukul 17.30 WIB, batang pohon berukuran raksasa yang tumbuh di pinggir jalan ambruk melintang, memblokir total lalu lintas kendaraan roda dua maupun empat. Hujan lebat yang mengguyur sejak siang hari telah mengubah permukaan tanah menjadi licin, sementara hembusan angin hingga kecepatan 40-50 km/jam mempercepat keruntuhan pohon tersebut, menurut analisis awal dari tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Pengendara yang terdampak mengeluhkan ketidakpastian perjalanan mereka. “Saya sedang dalam perjalanan pulang dari pasar di Liwa, tapi tiba-tiba jalan tertutup pohon ini. Kami terpaksa menunggu berjam-jam di tengah gelap, tanpa sinyal seluler yang memadai untuk meminta bantuan,” cerita salah seorang warga, Rahman, 42 tahun, yang mengendarai sepeda motor bersama keluarganya. Situasi serupa dialami puluhan kendaraan lain, termasuk truk pengangkut hasil pertanian, yang mengakibatkan kerugian ekonomi sementara bagi petani lokal. Tim gabungan dari BPBD dan Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Barat baru berhasil membersihkan hambatan tersebut sekitar pukul 21.00 WIB menggunakan gergaji mesin dan alat berat, memungkinkan lalu lintas mengalir kembali secara terbatas.

Dalam konteks yang lebih luas, peristiwa ini mencerminkan pola musiman yang semakin mengkhawatirkan di Lampung Barat, di mana curah hujan tahunan telah meningkat 15-20 persen dalam dekade terakhir akibat pengaruh El Niño dan pemanasan global, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pohon-pohon besar di sepanjang Jalan Lintas Liwa-Ranau Lonsor, yang sebagian besar berasal dari hutan sekunder, berfungsi sebagai penahan erosi tanah dan penyerap karbon. Namun, akar yang rapuh akibat eksploitasi lahan pertanian di sekitar—seperti penanaman kopi dan lada—membuatnya rentan terhadap angin topan musiman. Ahli lingkungan dari Universitas Lampung, Dr. Siti Nurhaliza, menekankan bahwa insiden serupa berpotensi memicu banjir bandang di musim hujan mendatang, mengingat 70 persen wilayah Kecamatan Balik Bukit dan Sukau berada di lereng gunung berbukit curam.
Baca juga : Bayern Munich Memimpin Klasemen Liga Champions di Tengah Kejutan dan Tantangan
Menyikapi kejadian ini, Kepala BPBD Kabupaten Lampung Barat, Padang Priyo Utomo, mengeluarkan imbauan darurat melalui saluran media sosial resmi. “Kami mendesak seluruh pengguna jalan untuk selalu waspada, terutama saat hujan deras disertai angin kencang. Hindari perjalanan non-esensial di malam hari dan pantau prakiraan cuaca melalui aplikasi BMKG. Pemerintah daerah sedang merencanakan pemangkasan rutin pohon rawan di sepanjang koridor utama untuk mencegah pengulangan,” ujar Utomo dalam pernyataan resminya. Ia juga menambahkan bahwa anggaran darurat sebesar Rp 500 juta telah dialokasikan untuk pemeliharaan infrastruktur jalan di wilayah rawan bencana.
Peristiwa pohon tumbang ini bukanlah yang pertama; catatan BPBD mencatat setidaknya tiga insiden serupa di rute yang sama sejak 2023, dengan peningkatan frekuensi seiring intensitas musim hujan. Di tengah upaya nasional untuk adaptasi perubahan iklim, kasus ini menjadi pengingat bagi pemerintah daerah untuk mengintegrasikan pendekatan berbasis ekosistem, seperti penanaman vegetasi tahan angin dan sistem drainase berkelanjutan, guna melindungi komunitas pedesaan yang bergantung pada akses jalan ini untuk distribusi hasil bumi.
Warga Lampung Barat diharapkan tetap sigap melaporkan potensi bahaya melalui hotline BPBD di nomor 112. Sementara itu, BMKG memprediksi hujan lebat berlanjut hingga akhir pekan ini, menambah urgensi bagi langkah-langkah pencegahan.
Pewarta : IF
