
RI News Portal. Jakarta, 23 September 2025 – Di tengah maraknya serial adaptasi manga yang mengeksplorasi tema survival dan psikologi manusia, Netflix siap membawa penonton kembali ke dunia distopia Borderland. Platform streaming raksasa ini mengonfirmasi peluncuran Alice in Borderland Season 3 pada 25 September 2025, hanya dua hari dari sekarang. Serial yang diadaptasi dari manga karya Haro Aso ini terus mempertahankan esensi misteri dan ketegangan, sambil mendalami dampak jangka panjang dari trauma pasca-permainan mematikan.
Dalam konferensi pers virtual yang digelar kemarin, sutradara Shinsuke Sato menyatakan bahwa musim ketiga akan menjadi babak baru yang lebih introspektif. “Kami tidak hanya menyajikan aksi, tapi juga pertanyaan filosofis tentang batas antara hidup dan mati, serta bagaimana manusia bertahan dari luka batin,” ujar Sato. Pendekatan ini membedakan serial ini dari adaptasi serupa seperti Squid Game, dengan fokus pada elemen psikologis yang terinspirasi dari teori survival Darwinian dan konsep liminal space dalam psikologi modern.
Musim ketiga mengambil latar empat tahun setelah peristiwa dramatis di akhir musim kedua, di mana protagonis utama berhasil lolos dari Borderland dan kembali ke kehidupan normal. Ryohei Arisu, diperankan kembali oleh Kento Yamazaki, dan Yuzuha Usagi, yang dimainkan oleh Tao Tsuchiya, digambarkan telah menikah dan menjalani hari-hari bahagia. Namun, keharmonisan itu runtuh ketika Usagi menghilang secara misterius, memaksa Arisu menghadapi kembali trauma lama dan terjun ke Borderland sekali lagi.

Kemunculan kartu Joker, yang menjadi cliffhanger di musim sebelumnya, menjadi pusat narasi baru. Kartu ini bukan sekadar elemen permainan, melainkan simbol ancaman terbesar yang mengubah aturan dasar Borderland. Menurut bocoran resmi dari Netflix, Joker mewakili “rahasia terbesar” yang memaksa peserta menghadapi ujian lebih ekstrem, menggabungkan elemen fisik dan mental yang lebih dalam. Arisu, dalam keputusasaannya, bertemu dengan Banda—diperankan oleh Hayato Isomura—yang kini menjadi penduduk tetap Borderland. Banda memberikan petunjuk krusial tentang keberadaan Usagi, menambah lapisan aliansi tak terduga di tengah permainan yang semakin tak terprediksi.
Selain duo utama, karakter pendukung seperti Ann (Ayako Miyoshi) kembali memperkaya jalan cerita, membawa perspektif ketahanan dan strategi. Musim ini juga memperkenalkan Ryuji, seorang peneliti misterius tentang kehidupan setelah kematian, yang diperankan oleh aktor pendatang baru yang belum diumumkan. Karakter ini diyakini akan menambahkan dimensi metafisik, mengeksplorasi tema seperti near-death experience (NDE) dan eksistensialisme, yang jarang disentuh dalam genre survival thriller.
Baca juga : Napoli Tetap Sempurna Setelah Kemenangan Dramatis 3-2 Pisa di Liga Italia
Dari perspektif akademis, Alice in Borderland musim ketiga bisa dilihat sebagai alegori atas masyarakat pasca-pandemi, di mana individu dipaksa beradaptasi dengan “permainan” baru yang tak adil. Dr. Elena Ramirez, pakar media studies dari Universitas Tokyo, dalam wawancara eksklusif kami, menyebut serial ini sebagai “refleksi atas resiliensi manusia di era ketidakpastian digital.” Ramirez menyoroti bagaimana narasi Joker menggambarkan kekacauan tak terkendali, mirip dengan teori chaos dalam psikologi sosial, di mana satu elemen kecil bisa meruntuhkan seluruh struktur kehidupan.
Netflix menjanjikan campuran aksi intens, misteri yang menggigit, dan drama emosional yang mendalam, tanpa mengorbankan keaslian adaptasi manga. Pertanyaan besar yang menggantung: Apakah Arisu mampu menyelamatkan Usagi dan akhirnya membongkar rahasia Borderland yang sesungguhnya? Jawabannya akan terungkap dalam delapan episode yang dirancang untuk binge-watching, lengkap dengan visual efek canggih dan soundtrack yang memacu adrenalin.
Serial ini akan tersedia secara global di Netflix mulai 25 September 2025, dengan subtitle multibahasa termasuk Bahasa Indonesia. Bagi penggemar, ini bukan hanya sekuel, melainkan evolusi dari cerita yang telah memikat jutaan penonton sejak musim pertama pada 2020. Namun, seperti Borderland itu sendiri, kejutan bisa datang kapan saja—siapkan diri untuk permainan yang lebih mematikan.
Pewarta : Vie
