
RI News Portal. Jakarta, 15 September 2025 – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menegaskan komitmennya untuk mencari solusi jangka panjang guna mengatasi kemacetan di Jalan TB Simatupang, salah satu arteri utama di Jakarta Selatan. Dalam pernyataannya di Jakarta Pusat pada hari Senin, Pramono menekankan bahwa penyelesaian masalah kemacetan di kawasan tersebut tidak boleh hanya bersifat sementara.
“Saya mengharapkan penyelesaian untuk TB Simatupang tidak hanya bersifat temporer. Untuk itu, saya minta proyek yang dilakukan pemerintah dapat diselesaikan pada bulan Oktober. Mudah-mudahan akan selesai,” ujar Pramono kepada awak media.
Pernyataan ini merujuk pada upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang tengah menggelar uji coba penambahan satu lajur di Gerbang Tol Fatmawati 2 pada 15-19 September 2025. Uji coba ini merupakan bagian dari strategi untuk mengurai kemacetan, khususnya di sekitar Stasiun MRT Fatmawati dan Jalan TB Simatupang, yang dikenal sebagai salah satu titik rawan macet di Jakarta.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, uji coba ini berfokus pada penambahan satu lajur di sisi paling kiri Gerbang Tol Fatmawati 2. Lajur tersebut dimanfaatkan untuk mengarahkan lalu lintas dari arah Jalan Fatmawati menuju off ramp Lebak Bulus tanpa dikenakan biaya tol. Uji coba ini berlangsung setiap hari pada pukul 17.00-20.00 WIB, mengingat jam tersebut merupakan periode puncak (peak hours) dengan volume kendaraan tinggi berdasarkan data Dishub DKI Jakarta.
“Uji coba ini akan dievaluasi untuk melihat apakah penambahan lajur memberikan dampak signifikan terhadap kelancaran lalu lintas,” jelas Syafrin. Ia menambahkan bahwa hasil evaluasi akan menentukan apakah lajur tambahan ini akan dioperasikan secara permanen atau memerlukan penyesuaian lebih lanjut.
Syafrin juga menegaskan bahwa kebijakan ini hanya berlaku untuk kendaraan roda empat. Kendaraan roda dua atau kendaraan dengan lebih dari empat roda tidak diperbolehkan menggunakan lajur tersebut. Selain itu, masyarakat yang bergerak dari Jalan Fatmawati menuju Lebak Bulus masih dapat menggunakan jalur eksisting di luar tol.
Uji coba ini merupakan hasil kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan pengelola jalan tol, yang bersedia membuka lajur tambahan untuk mendukung kanalisasi lalu lintas. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan kendaraan di Jalan TB Simatupang, yang kerap menjadi bottleneck, terutama pada jam sibuk sore hari.
Pramono menambahkan bahwa rekayasa lalu lintas ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk menciptakan solusi berkelanjutan. “Kita akan terus melakukan evaluasi dan menyesuaikan strategi agar dampaknya benar-benar dirasakan masyarakat,” katanya.
Kemacetan di Jalan TB Simatupang telah lama menjadi perhatian warga Jakarta, terutama bagi pengguna jalan yang melintasi kawasan tersebut untuk mengakses pusat bisnis atau permukiman di Jakarta Selatan dan sekitarnya. Dengan uji coba ini, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat menemukan formula yang tepat untuk mengurangi kemacetan tanpa mengorbankan aksesibilitas masyarakat.
Sebagai langkah lanjutan, Pramono menargetkan penyelesaian proyek-proyek infrastruktur pendukung pada Oktober 2025. Meski demikian, ia belum merinci proyek apa saja yang dimaksud, namun menegaskan bahwa fokus utama adalah memastikan solusi yang diterapkan bersifat jangka panjang.
Langkah ini menjadi bagian dari visi Pemprov DKI Jakarta untuk mewujudkan sistem transportasi yang lebih efisien dan terintegrasi, sekaligus mendukung mobilitas warga di ibu kota. Hasil evaluasi uji coba ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang langkah strategis berikutnya dalam mengatasi kemacetan di Jalan TB Simatupang.
Pewarta : Yogi Hilmawan
