
RI News Portal. Pekon Bumi Agung, Lampung Barat – Saluran irigasi yang menjadi tulang punggung pertanian di Pekon Bumi Agung kini berada dalam kondisi memprihatinkan. Dibangun pada tahun 2020 melalui program ketahanan pangan dan hortikultura oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Agung Jaya, infrastruktur irigasi ini mengalami kerusakan parah akibat tergerus aliran sungai di wilayah setempat. Akar masalah ini telah mengganggu pasokan air ke area persawahan, memicu ancaman gagal tanam yang dapat mengguncang ketahanan pangan lokal.
Persawahan di Pekon Bumi Agung dikenal memiliki potensi luas dan produktivitas tinggi, menjadikannya salah satu lumbung padi yang signifikan di Lampung Barat. Kerusakan saluran irigasi ini tidak hanya menghambat aktivitas pertanian, tetapi juga mengancam keberlangsungan produksi padi yang selama ini memenuhi kebutuhan pangan masyarakat setempat. Krisis air yang kini dihadapi petani berpotensi menurunkan hasil panen secara drastis, bahkan menyebabkan gagal panen jika tidak segera ditangani.

Para petani di Pekon Bumi Agung mendesak Pemerintah Daerah Lampung Barat untuk segera mengambil tindakan konkret. Mereka menilai perbaikan saluran irigasi yang rusak sebagai kebutuhan mendesak untuk menjamin keberlanjutan musim tanam tahun ini. “Kami berharap pemerintah segera meninjau dan memperbaiki saluran irigasi ini. Jika terus dibiarkan, kami akan kesulitan menanam padi, bahkan bisa gagal panen,” ungkap seorang perwakilan petani dengan nada penuh harap sekaligus khawatir.
Menanggapi keluhan petani, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Barat menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan peninjauan ke lokasi. “Nanti kita tinjau dulu,” ujarnya secara singkat saat dikonfirmasi. Namun, hingga berita ini diterbitkan, belum ada kabar lebih lanjut mengenai langkah konkret atau jadwal peninjauan resmi dari dinas terkait. Respons yang masih terkesan lambat ini menambah kekhawatiran petani, yang menggantungkan harapan pada tindakan cepat pemerintah untuk menyelamatkan sektor pertanian mereka.
Kerusakan saluran irigasi ini bukan sekadar masalah teknis, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan pangan di Pekon Bumi Agung. Keterlambatan penanganan dapat memperburuk situasi, terutama karena pertanian di wilayah ini sangat bergantung pada ketersediaan air yang stabil. Masyarakat setempat berharap pemerintah tidak menunda-nunda tindakan perbaikan, mengingat peran vital irigasi dalam menjaga produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
Situasi ini menjadi pengingat pentingnya pemeliharaan infrastruktur pertanian secara berkelanjutan. Tanpa perhatian serius dari pemerintah, potensi pertanian yang besar di Pekon Bumi Agung terancam redup, meninggalkan dampak yang tidak hanya dirasakan oleh petani, tetapi juga masyarakat luas yang bergantung pada hasil panen mereka.
Pewarta : IF
