
RI News Portal. Wonogiri, 26 Agustus 2025 – Dalam upaya mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah pusat pada awal 2025, Polsek Baturetno, Polres Wonogiri, bekerja sama dengan Forkopincam Baturetno dan Yayasan Kasyiful Ulum Alfatah, menggelar acara tasyakuran peresmian Dapur MBG SPPG Sendangrejo. Inisiatif ini menargetkan peningkatan gizi anak sekolah dan pencegahan stunting di wilayah Baturetno, mencerminkan komitmen kolaboratif antara lembaga pemerintah, kepolisian, dan yayasan swasta dalam mengatasi isu kesehatan masyarakat.
Program MBG, yang resmi dimulai pada 6 Januari 2025, dirancang untuk mengurangi malnutrisi dan stunting melalui penyediaan makanan bergizi berbasis bahan lokal, dengan implementasi bertahap di seluruh Indonesia. Di Wonogiri, prevalensi stunting telah menunjukkan tren penurunan, dari sekitar 14% pada 2024 menjadi target zero stunting, meskipun tantangan seperti kenaikan kasus di beberapa desa masih ada. Acara peresmian ini menjadi tonggak penting, menandai ekspansi program ke tingkat kecamatan untuk mencapai target nasional penurunan stunting hingga di bawah 14% pada 2025.

Kapolsek Baturetno, AKP Surono, S.H., M.H., yang memimpin pengamanan acara, menegaskan peran Polri dalam mendukung keberlanjutan program. “Kami dari Polsek Baturetno siap mengawal dan memastikan program Makan Bergizi Gratis berjalan aman, lancar, dan tepat sasaran,” katanya. “Ini adalah wujud komitmen Polri dalam mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa.” Pernyataan ini selaras dengan pendekatan holistik program MBG, yang tidak hanya fokus pada nutrisi tetapi juga pada keamanan distribusi untuk mencegah penyimpangan.
Sementara itu, Plt. Camat Baturetno, Bapak Andika Krisnayana, AP., M.Si., dalam sambutannya menyoroti pentingnya sinergi antarpihak. “Keberadaan Dapur Sehat ini adalah aset bersama yang harus kita jaga. Program ini bukan program instan, butuh konsistensi dan komitmen jangka panjang,” jelasnya. Ia juga berharap program ini dapat mengubah perilaku anak-anak untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan bergizi, yang secara akademis didukung oleh studi yang menunjukkan bahwa intervensi nutrisi dini dapat menurunkan risiko stunting hingga 20-30% dalam jangka waktu lima tahun.
Baca juga : Kunjungan Kabidpropam Polda Jateng ke Pemalang: Memperkuat Pilar Disiplin dan Keterlibatan Sosial Polri
Acara tasyakuran, yang dihadiri sekitar 50 orang termasuk perwakilan sekolah dan yayasan, berlangsung khidmat. Dimulai dengan sambutan dari Kepala SPPG Sendangrejo dan perwakilan yayasan, dilanjutkan dengan doa bersama, tradisi pecah kendil sebagai simbol kemakmuran, dan pelepasan simbolis mobil pendistribusian makanan ke sekolah-sekolah penerima. Situasi tetap aman dan kondusif berkat pengamanan ketat dari anggota Polsek dan Koramil Baturetno, menunjukkan model pengamanan komunitas yang efektif dalam acara publik.
Saat ini, program MBG di Baturetno telah menjangkau 2.581 siswa dari 22 sekolah, dengan target ekspansi hingga 3.701 siswa pada September 2025. Pihak yayasan optimistis bahwa peningkatan ini akan berkontribusi signifikan terhadap penurunan stunting lokal, mengingat Wonogiri telah mencapai angka prevalensi sekitar 10-14% pada 2024, lebih rendah dari rata-rata nasional 19.8%. Secara nasional, MBG diharapkan menjadi pengungkit efektif untuk mencapai Indonesia Emas 2045 melalui peningkatan kualitas SDM.
Dari perspektif akademis, inisiatif seperti ini menekankan model intervensi berbasis komunitas, di mana kolaborasi lintas sektor—pemerintah, kepolisian, dan swasta—dapat mempercepat dampak positif. Penelitian policy assessment menunjukkan bahwa keberhasilan MBG bergantung pada adaptasi lokal, seperti penggunaan bahan pangan setempat untuk sustainability jangka panjang. Di Wonogiri, dengan sejarah penurunan stunting yang konsisten, peresmian dapur ini bisa menjadi studi kasus bagi daerah lain dalam mengintegrasikan program nasional dengan dinamika lokal.
Dampak Potensial Program MBG di Baturetno
Aspek | Saat Ini (Agustus 2025) | Target (September 2025) | Implikasi Akademis |
---|---|---|---|
Jumlah Siswa Penerima | 2.581 siswa dari 22 sekolah | 3.701 siswa | Peningkatan cakupan dapat menurunkan prevalensi stunting hingga 5-10% dalam satu tahun, berdasarkan model nutrisi berbasis sekolah. |
Fokus Nutrisi | Makanan bergizi harian | Ekspansi menu lokal | Mendorong perubahan perilaku makan, mengurangi malnutrisi kronis. |
Sinergi Pihak Terkait | Polsek, Camat, Yayasan | Kolaborasi lebih luas | Model governance yang inklusif untuk pencegahan stunting berkelanjutan. |
Acara ini tidak hanya merayakan pencapaian awal tetapi juga menggarisbawahi urgensi komitmen berkelanjutan untuk generasi masa depan. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Baturetno berpotensi menjadi contoh sukses dalam perang melawan stunting di Jawa Tengah.
Pewarta : Nandang Bramantyo
