
RI News portal. Sriagung, 19 Agustus 2025 – Di tengah semangat nasionalisme yang membara menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80, Desa Sriagung, Kecamatan Sungkai Jaya, menjadi saksi bisu atas puncak acara perayaan yang tidak hanya meriah, tetapi juga sarat makna sosial dan edukatif. Acara pembagian hadiah pada Senin, 18 Agustus 2025, yang dihelat di halaman kediaman Kepala Desa Amirudin, SH, menandai klimaks dari rangkaian kegiatan yang melibatkan partisipasi lintas generasi, mulai dari anak-anak usia dini hingga masyarakat dewasa. Berbeda dari liputan media online konvensional yang sering kali berfokus pada aspek hiburan semata, perspektif akademis ini menyoroti bagaimana perayaan ini merefleksikan dinamika pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan kohesi sosial di tingkat desa.
Rangkaian acara yang dimulai sejak awal Agustus mencakup berbagai perlombaan dan karnaval yang dirancang untuk membangkitkan semangat gotong royong. Partisipasi aktif dari anak-anak taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), serta seluruh lapisan masyarakat, menciptakan atmosfer inklusif yang memperkuat ikatan komunal. Puncaknya, pembagian hadiah untuk sekitar 20 jenis lomba—mulai dari olahraga tradisional hingga seni budaya—diiringi penampilan tarian oleh anak-anak desa setempat, menambah nuansa semarak yang autentik dan berbasis lokal. Acara ini bukan sekadar pesta rakyat, melainkan manifestasi dari upaya kolektif dalam melestarikan nilai-nilai kebangsaan di era pasca-pandemi, di mana desa-desa seperti Sriagung sering kali menjadi ujung tombak pembangunan nasional.

Acara dibuka secara resmi oleh Camat Sungkai Jaya, yang dalam sambutannya menekankan esensi kesatuan dan persatuan sebagai fondasi pembangunan kecamatan. “Pentingnya kesatuan dan kesatuan dalam membangun Kecamatan Sungkai Jaya yang kita cintai, khususnya Desa Sriagung, karena potensi anak-anak desa ini sangat luar biasa,” ujarnya. Lebih lanjut, camat menyoroti isu pendidikan dini dengan mendorong orang tua agar menyekolahkan anak-anak mereka di TK Pembina, sebuah fasilitas negeri yang dibangun pemerintah tetapi masih memiliki jumlah murid yang minim. “Sayang sekali jika TK negeri itu muridnya sedikit; ada apa dengan itu? Dan jika ada pungutan liar di TK Sungkai Jaya, jangan segan melaporkannya kepada saya. Saya akan tegas seperti militer,” tambahnya, menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan aksesibilitas pendidikan. Pernyataan ini menggarisbawahi tantangan struktural dalam pendidikan pedesaan, di mana akses dan biaya sering menjadi hambatan, serta perlunya intervensi pemerintah lokal untuk memastikan pemerataan.
Baca juga : Turnamen Sepak Bola Jatisrono 2025: Gunungsari Juara, UMKM Semen Meroket
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Kepala Desa H. Amirudin, SH, yang menyatakan rasa syukur mendalam atas keberhasilan acara. “Saya sangat bersyukur dan mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh aparatur desa, panitia, dan masyarakat yang telah bekerja keras hingga acara HUT RI ke-80 ini berjalan lancar,” katanya. Ia juga menyampaikan visi ke depan: “Kedepannya, Desa Sriagung tetap jaya dan lebih maju dalam bidang pembangunan fisik maupun SDM-nya.” Pidato ini mencerminkan pendekatan holistik dalam kepemimpinan desa, yang mengintegrasikan aspek infrastruktur dengan pengembangan manusia, selaras dengan agenda nasional pembangunan berkelanjutan.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah kepada para pemenang lomba, yang berlangsung lancar dan sukses. Penutupan diwarnai doa bersama serta sesi foto kelompok yang melibatkan camat, kepala desa, para pemenang, dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari universitas terdekat. Kehadiran mahasiswa KKN ini menambah dimensi akademis pada acara, membuktikan bahwa Desa Sriagung tidak hanya unggul dalam kegiatan komunal, tetapi juga dalam kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Secara keseluruhan, perayaan HUT RI ke-80 di Desa Sriagung ini bukan hanya peristiwa sementara, melainkan katalisator untuk refleksi mendalam tentang peran desa dalam konteks nasional. Di tengah tantangan urbanisasi dan disparitas regional, inisiatif seperti ini memperkuat fondasi bangsa melalui pendidikan, budaya, dan persatuan. Acara ini menegaskan bahwa kemajuan sejati dimulai dari akar rumput, di mana potensi lokal diberdayakan untuk masa depan yang lebih inklusif.
Pewarta : Yosep Sukardi
