
RI News Portal. Trenggalek, 18 Agustus 2025 – Di tengah kemeriahan peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-80 pada malam 17 Agustus 2025, warga Desa Wonokerto, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, dikejutkan oleh insiden tragis. Sebuah mobil Toyota Avanza milik Kepala Desa Wonokerto, Eko Wardono, ludes terbakar akibat ulah seorang warga yang diduga mengalami gangguan jiwa (ODGJ), yang dikenal dengan nama Ketro, berusia sekitar 30-an tahun. Selain mobil, sebuah sepeda motor milik Ketua RT setempat juga menjadi korban kerusakan akibat kobaran api.
Insiden ini berawal dari konflik antara Ketro dan seorang warga bernama Juwari. Menurut keterangan warga, Ketro, yang dikenal memiliki riwayat gangguan jiwa, secara tiba-tiba membacok hewan peliharaan milik Juwari tanpa sebab yang jelas. Kejadian ini memicu kegaduhan, dan Juwari segera melaporkan peristiwa tersebut kepada Ketua RT setempat, Sutaji, yang kemudian meneruskan laporan kepada Kepala Desa Eko Wardono.
Malam itu, sekitar pukul 21.45 WIB, Eko Wardono bersama Sutaji mendatangi rumah Ketro di Dusun Jirak, RT 14 RW 03, untuk menengahi masalah dan memastikan laporan warga. Namun, setibanya di lokasi, situasi berubah menjadi mencekam. Ketro, yang saat itu memegang senjata tajam jenis sabit, menghadang kedatangan kepala desa dan ketua RT dengan sikap agresif. Ketegangan meningkat ketika terjadi adu mulut dan dorong-dorongan antara Ketro dan Sutaji. Menyadari bahaya, Eko dan Sutaji memilih menyelamatkan diri dengan meninggalkan lokasi.

Dalam kemarahan yang tak terkendali, Ketro kemudian melampiaskan emosinya pada kendaraan yang ditinggalkan. Ia merusak mobil Daihatsu Ayla milik Eko dengan sabitnya, lalu membakarnya menggunakan blarak (daun kelapa kering). Api dengan cepat melalap mobil hingga hangus, hanya menyisakan rangka. Kobaran api juga merambat ke sepeda motor Suzuki Titan milik Sutaji yang terparkir di dekatnya, menyebabkan kerusakan pada bagian bodi, meskipun motor tersebut masih dapat digunakan.
Warga yang menyaksikan kejadian ini segera berbondong-bondong ke lokasi, berusaha memadamkan api sambil menunggu kedatangan petugas pemadam kebakaran. Namun, karena kecepatan api yang melalap mobil, upaya pemadaman oleh tim damkar yang tiba di lokasi tidak mampu menyelamatkan kendaraan tersebut. Mobil Avanza milik Eko Wardono dinyatakan rusak total, dengan perkiraan kerugian mencapai Rp85 juta, sedangkan sepeda motor mengalami kerusakan sebagian.
Baca juga : Kecelakaan Maut di Tol Solo–Ngawi: Truk Pengangkut Ayam Terbakar, Ribuan Ekor Mati Terpanggang
Kapolsek Suruh, AKP Sanusi, menyatakan bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan kejadian tersebut dan segera melakukan tindakan. “Pelaku melarikan diri ke hutan setelah kejadian, kemungkinan karena ketakutan. Kami sedang melakukan pencarian bersama warga setempat,” ujar Sanusi pada Senin, 18 Agustus 2025. Ia menambahkan bahwa Ketro diketahui memiliki riwayat gangguan jiwa dan pernah menjalani perawatan di RSUD Trenggalek. Namun, ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat-obatan medis menyebabkan kondisinya sering kambuh.
Hingga berita ini ditulis, Ketro masih dalam pencarian. Polsek Suruh mengimbau warga untuk segera melapor jika mengetahui keberadaan pelaku dan menegaskan agar masyarakat tidak mengambil tindakan main hakim sendiri. “Kami akan menangani kasus ini sesuai prosedur hukum, meskipun pelaku diduga mengalami gangguan jiwa,” tambah Iptu Katik, Kasihumas Polres Trenggalek.
Kasus ini kembali menyoroti tantangan dalam penanganan individu dengan gangguan jiwa di lingkungan masyarakat. Ketro, yang dikenal warga sebagai sosok yang kerap menunjukkan perilaku tidak stabil, menjadi perhatian karena kurangnya pengawasan dan perawatan lanjutan. Beberapa warga menyebutkan bahwa Ketro sering kali tidak rutin menjalani pengobatan, yang memperburuk kondisinya.

Insiden ini juga memunculkan diskusi tentang pentingnya peran pemerintah desa dan dinas kesehatan dalam mendeteksi dan mendampingi warga dengan gangguan jiwa. “Kami berharap ada program yang lebih terstruktur untuk menangani ODGJ, agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Tim jurnalistik kami berupaya mengkonfirmasi kejadian ini langsung kepada Kepala Desa Eko Wardono. Namun, hingga saat ini, Eko masih disibukkan dengan koordinasi bersama aparat kepolisian dan warga untuk mencari keberadaan Ketro. Pihak Polsek Suruh terus melakukan pengejaran, dengan fokus pada kawasan hutan di sekitar Desa Wonokerto yang diduga menjadi tempat pelarian pelaku.
Peristiwa ini meninggalkan duka bagi masyarakat Desa Wonokerto, yang seharusnya merayakan kemerdekaan dengan penuh sukacita. Kerugian material yang signifikan, ditambah dengan trauma warga akibat insiden tersebut, menjadi pengingat akan pentingnya penanganan isu kesehatan mental di tingkat lokal. Pihak berwenang diharapkan dapat segera menemukan pelaku untuk memastikan keadilan sekaligus memberikan perawatan yang diperlukan agar insiden serupa tidak terulang.
Pewarta : Sugeng Rudianto
