
RI News Portal. Semarang, 8 Agustus 2025 — Dalam upaya menstabilkan harga pangan, khususnya komoditas beras, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah bersama Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah melaksanakan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Mako Ditreskrimsus Polda Jateng, Banyumanik, Kota Semarang. Kegiatan ini merupakan bentuk intervensi pasar yang digagas sebagai respons atas instruksi Kapolri terkait pengendalian harga bahan pokok.
Dipimpin oleh Dirreskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Arif Budiman, GPM menawarkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog dengan harga tebus Rp11.000 per kilogram—jauh di bawah harga pasar yang masih berkisar antara Rp13.500 hingga Rp14.500 di berbagai daerah Jawa Tengah. Program ini bertujuan untuk:
- Menekan harga beras medium yang melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET)
- Memberikan akses pangan terjangkau bagi masyarakat
- Mendorong sinergi antara aparat penegak hukum dan lembaga pangan negara

Menurut data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 7 Agustus 2025, harga beras medium di Kendal mencapai Rp14.500, Salatiga dan Wonosobo Rp14.250, Brebes Rp14.167, Rembang Rp13.875, Surakarta Rp13.900, dan Banjarnegara Rp13.500—seluruhnya berada di atas HET yang ditetapkan.
Pada pelaksanaan perdana, sebanyak 3 ton beras SPHP disalurkan kepada masyarakat. Awalnya disiapkan 400 paket beras @5 kilogram, namun karena tingginya antusiasme warga, ditambah lagi 1 ton atau 200 paket tambahan. Kegiatan ini direncanakan berlangsung setiap Jumat hingga 20 Agustus 2025 sebagai tahap uji coba, dan akan diperluas ke wilayah-wilayah dengan harga beras yang masih tinggi.
Gerakan ini juga dilaksanakan serentak di seluruh Polres jajaran Polda Jateng, dengan mendorong Satgas Pangan di masing-masing wilayah untuk berkolaborasi dengan Bulog setempat.
Respon masyarakat sangat positif. Bu Rosyati (48), warga Banyumanik, menyatakan bahwa program ini sangat membantu pengeluaran rumah tangga. Hal serupa disampaikan oleh Bapak Yanto, yang membeli dua sak beras untuk kebutuhan satu bulan.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kehadiran Polri dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui intervensi pasar. Ia mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan program ini secara optimal dan berharap kegiatan ini membawa manfaat nyata bagi keluarga-keluarga di Jawa Tengah.
“Kami mengapresiasi antusiasme masyarakat serta kolaborasi Satgas Pangan dan Bulog. Ini adalah bentuk nyata Polri berperan aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi,” ujar Artanto.
Program GPM ini mencerminkan pendekatan intervensi langsung oleh aparat penegak hukum dalam isu ketahanan pangan, yang biasanya menjadi domain kementerian teknis. Kolaborasi lintas sektor antara Polri dan Bulog menunjukkan model sinergi baru dalam pengendalian inflasi pangan di tingkat lokal.
Namun, keberlanjutan program ini memerlukan evaluasi menyeluruh terkait efektivitas distribusi, dampak terhadap pasar lokal, dan potensi ketergantungan masyarakat terhadap subsidi harga. Jika tidak diimbangi dengan penguatan sistem produksi dan distribusi pangan, intervensi semacam ini berisiko menjadi solusi jangka pendek yang tidak menyentuh akar persoalan.
Pewarta : Nandang Bramantyo
