
RI News Portal. Wonogiri, 5 Agustus 2025 – Menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Wonogiri bersama sejumlah instansi lintas sektor menggelar kegiatan bertajuk Polantas Menyapa. Dalam kegiatan ini, sebanyak 100 lembar bendera Merah Putih dibagikan kepada para pengendara kendaraan bermotor di sejumlah titik strategis Kota Wonogiri, sebagai simbol ajakan memperkuat nasionalisme dan kebanggaan berbangsa.
Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo, S.H., S.I.K., M.P.M., melalui Kasi Humas AKP Anom Prabowo, S.H., M.H., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Polri dalam membumikan nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat. “Kami ingin mengajak seluruh masyarakat Wonogiri untuk merayakan dan mengenang jasa para pahlawan dengan cara sederhana namun bermakna, yaitu mengibarkan bendera Merah Putih,” ujar Anom.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Wakapolres Wonogiri Kompol Parwanto, S.H., M.H., didampingi oleh Kasat Lantas Polres Wonogiri AKP Subroto, S.H., M.H., serta melibatkan kolaborasi lintas fungsi dan institusi seperti Satlantas, Sat Samapta, Sat Intelkam, Humas, dan Si Propam Polres Wonogiri, bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri. Lokasi yang menjadi pusat kegiatan antara lain Terminal Bus Lama di Klampisan, Shelter Wonogiri, dan Terminal Angkutan Kota.

Secara simbolik dan operasional, tim gabungan ini menyapa para pengendara truk, kendaraan logistik, angkutan umum pedesaan dan perkotaan, serta kendaraan pribadi, sambil memasangkan bendera Merah Putih pada kendaraan mereka. Antusiasme warga terlihat jelas dari sikap ramah dan penuh kebanggaan saat menerima dan memasang bendera tersebut.
Dalam konteks akademis, kegiatan Polantas Menyapa dapat dibaca sebagai praktik rekayasa sosial (social engineering) oleh aparat keamanan yang diarahkan pada revitalisasi nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui tindakan langsung di ruang publik, Satlantas Polres Wonogiri berhasil menciptakan contact point antara institusi negara dan warga negara, yang mengedepankan partisipasi aktif masyarakat dalam peringatan kemerdekaan.
Dari sisi pendekatan keamanan humanis, kegiatan ini mencerminkan implementasi policing by consent — yaitu praktik kepolisian berbasis persetujuan dan dukungan sosial masyarakat. Polri tidak hanya menjalankan fungsi penegakan hukum, tetapi juga sebagai aktor yang memfasilitasi proses pendidikan kewarganegaraan non-formal.
Baca juga :
Menurut AKP Anom, respons warga menjadi indikator positif dari semangat kolektif kebangsaan yang masih terjaga. “Semoga semangat persatuan dan kesatuan bangsa terus berkobar di hati kita semua, tidak hanya saat peringatan kemerdekaan saja,” pungkasnya.
Bendera Merah Putih, dalam studi semiotika budaya, bukan sekadar simbol negara, melainkan medium komunikasi ideologis yang merepresentasikan identitas kolektif. Dalam kegiatan ini, bendera tidak hanya dipasang secara fisik pada kendaraan, tetapi juga dipasang secara simbolik dalam kesadaran warga akan pentingnya merawat semangat kemerdekaan, terutama di tengah tantangan sosial-politik kontemporer.
Kegiatan Polantas Menyapa menjadi teladan penting tentang bagaimana negara melalui institusi kepolisian hadir secara humanis di tengah masyarakat. Momentum peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 bukan sekadar seremoni, tetapi juga menjadi ruang penguatan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme di tingkat akar rumput, dengan partisipasi warga sebagai subjek utama.
Pewarta : Nandang Bramantyo
