
RI News Portal. Sintang, 23 Juli 2025 — Majelis Taklim Masjid Al-Mubarokah Ranting Rawa Mambok menjadi tuan rumah pelaksanaan pengajian rutin bulanan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Sintang. Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan jamaah perempuan dari berbagai ranting NU, serta tokoh agama setempat.
Acara yang berlangsung khidmat ini dipimpin oleh Ustaz Muhammad Huda selaku Ketua Masjid Al-Mubarokah, bersama Ketua Majelis Taklim, Ibu Ratna Dewi, yang turut menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran para jamaah. Ketua PAC Muslimat NU Kecamatan Sintang, Ibu Nurul Fadilah, juga hadir memberikan sambutan yang menggarisbawahi pentingnya penguatan spiritual dan intelektual bagi kaum ibu di era modern.
Dengan mengusung tema “Menguatkan Peran Perempuan dalam Membangun Keluarga Sakinah dan Masyarakat Madani”, pengajian ini tidak hanya menjadi wadah ibadah dan silaturahmi, namun juga forum edukatif untuk memperkuat kapasitas perempuan dalam menghadapi tantangan zaman.

Ustaz yang memberikan tausiah menekankan bahwa perempuan, khususnya para ibu, memiliki peran vital sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Dalam perspektif keislaman, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, penguatan akhlak, spiritualitas, dan ilmu pengetahuan bagi perempuan menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi yang tangguh dan bermoral.
“Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesat, tantangan moral dan sosial yang dihadapi generasi muda semakin kompleks. Jika tidak dibekali dengan ilmu agama yang memadai, anak-anak bisa terjerumus dalam pergaulan bebas, penyalahgunaan teknologi, bahkan krisis identitas. Di sinilah peran ibu sangat menentukan,” ujar salah satu tokoh agama yang hadir.
Kegiatan rutin seperti ini menjadi bukti konkret kontribusi Muslimat NU dalam membangun masyarakat berbasis nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin. Pengajian bukan hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan bagian dari proses peningkatan literasi keagamaan, sosial, dan budaya di kalangan perempuan.
Secara akademis, kegiatan ini dapat dianalisis sebagai bentuk civil religion yang berfungsi memperkuat modal sosial (social capital), khususnya dalam membentuk solidaritas antarperempuan serta memperkuat sistem nilai dalam komunitas lokal. Dengan mempertemukan nilai agama dan peran sosial perempuan, kegiatan seperti ini juga berfungsi sebagai agent of change dalam membina masyarakat madani (civil society).
Muslimat NU sebagai organisasi perempuan keagamaan memiliki mandat moral untuk terus mendampingi umat, khususnya perempuan, agar tetap berdaya di tengah dinamika zaman. Ketika perempuan memiliki pemahaman agama yang baik, mereka dapat menjadi benteng moral bagi keluarga dan lingkungannya.
Dengan pengajian rutin seperti ini, diharapkan terwujud peningkatan keimanan, ketakwaan, dan ketangguhan sosial di tengah masyarakat. Silaturahmi yang terbangun pun menjadi bagian dari semangat ukhuwah islamiyah dan komitmen bersama untuk membentuk keluarga sakinah serta masyarakat yang berkeadaban.
Pengajian Muslimat NU dapat diposisikan dalam kerangka pemberdayaan perempuan berbasis nilai keislaman (Islamic-based women empowerment), yang menjembatani antara tradisi keagamaan dan praksis sosial kontemporer. Kegiatan ini merupakan manifestasi dari gender mainstreaming dalam konteks kultural yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan lokalitas.
Pewarta : Salmi Fitri
