
RI News Portal. Solo, Jawa Tengah. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melakukan pertemuan hangat dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, di kediaman pribadi Jokowi di Gang Kutai Utara No. 1, Kelurahan Sumber, Solo, pada Minggu (20/7/2025) petang. Pertemuan yang berlangsung sekitar 40 menit itu menjadi sorotan publik, tidak hanya karena momen silaturahmi, tetapi juga substansi pembahasan terkait lawatan kenegaraan Presiden Prabowo selama dua pekan (1–15 Juli 2025) ke berbagai negara.
Presiden Prabowo tiba di kediaman Jokowi sekitar pukul 18.00 WIB dan langsung disambut oleh Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di gerbang depan rumah. “Pak, apa kabar Pak?” sapa Prabowo sambil mengatupkan tangan. Jokowi menjawab dengan ramah, “Selamat sore. Jauh-jauh,” sambil tersenyum. Prabowo pun menimpali, “Baru sempat mampir, Pak. Baru keliling, Pak dua minggu.”
Gestur Jokowi yang menggeleng-gelengkan kepala, sembari berkata, “Saya ngelihat saja udah…,” menggambarkan kekagumannya pada rangkaian kunjungan kenegaraan yang padat tersebut. Sebelum masuk ke rumah, Prabowo juga bersalaman dengan Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Dalam pernyataan kepada awak media, Presiden Prabowo menjelaskan bahwa ia menceritakan kepada Jokowi hasil lawatan kenegaraannya, terutama terobosan pada Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesia–EU CEPA) yang berhasil disepakati setelah 10 tahun perundingan. “Saya cerita baru keliling dari luar negeri. Ya, beliau juga mengikuti rupanya. Saya ceritakan terobosan-terobosan yang kita dapat kemarin, terutama dengan Uni Eropa. 10 tahun perundingan akhirnya tembus,” kata Prabowo.
Selain kesepakatan strategis dengan Uni Eropa, Prabowo juga menyoroti kehadirannya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Brazil, pertemuan dengan Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, serta sejumlah pertemuan bilateral di London, Belgia, Prancis, dan Belarus. Langkah-langkah ini dinilai sebagai strategi memperkuat posisi Indonesia di tengah dinamika geopolitik global, sekaligus membangun jejaring kemitraan ekonomi dan diplomasi pertahanan.
Pertemuan antara Prabowo dan Jokowi di Solo memiliki dimensi politik penting. Jokowi, yang kini tidak lagi menjabat sebagai presiden, tetap memiliki pengaruh signifikan dalam dinamika politik nasional. Hubungan harmonis antara kedua tokoh ini menunjukkan kesinambungan kepemimpinan dan dukungan terhadap agenda strategis pemerintah, khususnya dalam penguatan ekonomi nasional melalui kerja sama internasional.
Baca juga : Presiden Prabowo Subianto Tegaskan Pemberantasan Praktik Pengoplosan Beras: Ancaman Hukum dan Dampak Ekonomi
Kehadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam pertemuan tersebut turut mempertegas aspek transisi kekuasaan yang stabil. Gibran, putra sulung Jokowi, dianggap sebagai jembatan politik antara pemerintahan Jokowi dan era kepemimpinan Prabowo.
Dari perspektif akademis, lawatan kenegaraan Prabowo yang dibicarakan dalam forum personal dengan Jokowi mencerminkan diplomasi tingkat tinggi yang berorientasi pada ekonomi global, pertahanan, serta kemitraan strategis. Keberhasilan Indonesia–EU CEPA menjadi langkah monumental, mengingat negosiasi yang berlangsung selama satu dekade kerap terhambat oleh isu tarif perdagangan, keberlanjutan lingkungan, dan perlindungan hak pekerja.
Pertemuan ini juga menegaskan pentingnya komunikasi informal antar-elite politik dalam menjaga kesinambungan visi kebangsaan. Dalam konteks hubungan internasional, Indonesia dituntut untuk memanfaatkan momentum kesepakatan ekonomi sekaligus memperkuat posisinya di forum multilateral seperti BRICS, G20, dan ASEAN.
Pewarta : Rendro P
