
RI News Portal. Semarang 18 Juli 2025 – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menegaskan pentingnya penguatan ketahanan keluarga sebagai strategi utama menekan angka perceraian di provinsi ini. Menurutnya, keluarga yang utuh, harmonis, dan saling menguatkan merupakan fondasi masyarakat yang sehat dan produktif.
Pernyataan ini disampaikan Taj Yasin dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Provinsi Jawa Tengah, Jumat (18/7/2025), yang dipusatkan di halaman Kantor Gubernur. Kegiatan berlangsung meriah dengan melibatkan ratusan warga dari berbagai kalangan, diawali dengan senam massal, kemudian dilanjutkan layanan kesehatan gratis seperti donor darah dan pemeriksaan kesehatan umum.
Selain itu, panitia juga menghadirkan layanan Spesialis Keliling (Speling) di lantai 1 Gedung Gradhika Bhakti Praja. Layanan ini menyediakan konsultasi hukum dan keluarga, dengan tujuan memberi akses bantuan yang cepat dan mudah kepada masyarakat.

“Pemprov ingin memastikan keluarga-keluarga di Jateng harmonis, sakinah, dan utuh. Kalau itu bisa kita wujudkan, Insyaallah angka perceraian bisa kita tekan,” ujar Taj Yasin, yang juga akrab disapa Gus Yasin.
Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa kesehatan fisik dan mental keluarga sangat berpengaruh terhadap kualitas generasi mendatang. “Keluarga yang sehat akan menciptakan suasana yang baik di rumah. Terutama untuk anak-anak, ketika mereka sehat, mereka bisa semakin giat belajar,” imbuhnya.
Dari perspektif kebijakan, Pemprov Jawa Tengah telah mengimplementasikan sejumlah regulasi pendukung, antara lain Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2018 dan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 77 Tahun 2018 tentang Ketahanan Keluarga. Kebijakan ini mengatur langkah-langkah strategis dalam memperkuat fungsi keluarga sebagai unit sosial dasar.
Tak hanya itu, program Kecamatan Berdaya juga digulirkan untuk memperkuat perlindungan perempuan dan anak, dengan fokus pada pencegahan kekerasan dalam rumah tangga serta penurunan angka perceraian. Program ini bersifat community-based sehingga langsung menjangkau masyarakat di tingkat akar rumput.
Dari sisi akademis, langkah yang diambil Pemprov Jateng sejalan dengan konsep family resilience theory yang menekankan bahwa ketahanan keluarga merupakan faktor penentu ketahanan sosial secara keseluruhan. Penurunan angka perceraian tidak hanya berdampak pada stabilitas sosial, tetapi juga berkorelasi dengan meningkatnya indeks kebahagiaan, produktivitas ekonomi, dan kualitas sumber daya manusia.
Peringatan Harganas kali ini menjadi momentum strategis bagi Jawa Tengah untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam membangun keluarga yang harmonis dan adaptif menghadapi tantangan sosial modern.
Pewarta : Miftahkul Ma’na
