
RI News Portal. Bandung 18 Juli 2025 – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menegaskan komitmennya untuk memastikan setiap anak di wilayahnya mendapatkan akses pendidikan tanpa terkendala faktor ekonomi. Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, saat menutup kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah di SD Bina Talenta, Jumat (18/7/2025).
“Pemkot Bandung punya komitmen, jangan sampai ada warga Kota Bandung yang tidak bersekolah. Kita tidak boleh biarkan ada satu pun anak yang tertinggal hanya karena alasan ekonomi,” ujar Erwin.
Dalam paparannya, Erwin menjelaskan bahwa Pemkot Bandung telah mengidentifikasi kelompok masyarakat miskin dan fakir sebagai sasaran utama program pendidikan inklusif. Tidak hanya akses dasar, Pemkot juga menyiapkan program kuliah gratis hingga jenjang sarjana untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu.

“Kami punya program kuliah gratis sampai sarjana untuk anak-anak yang tidak mampu. Minimal mereka bisa terus sekolah, bahkan jika harus melalui jalur paket A, B, atau C,” jelasnya.
Pendekatan ini dinilai sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menekankan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga negara.
Erwin menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam mewujudkan pemerataan pendidikan. “Tantangan pendidikan saat ini tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, tapi harus dilakukan bersama melalui gotong royong,” tegasnya.
Baca juga : Hasto Kristiyanto Bacakan Duplik 48 Halaman, Soroti Isu Rekayasa Hukum dalam Kasus Suap PAW DPR RI
Kolaborasi ini mencakup peran sekolah, masyarakat, dan orang tua dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan inklusif.
Dalam kesempatan yang sama, Erwin mengapresiasi konsep pembelajaran ramah di SD Bina Talenta, yang membatasi jumlah siswa hanya 10 orang per kelas untuk menciptakan suasana belajar kondusif.
“Sekolah harus jadi tempat yang menyenangkan, bukan menakutkan. Anak-anak di sini saya yakin akan tumbuh jadi pribadi yang cerdas dan soleh,” ujarnya.
Kepala SD Bina Talenta, Deni Setiawan, menambahkan bahwa sekolah berkomitmen mendukung perkembangan siswa secara holistik. “Kami tidak hanya memperkenalkan lingkungan sekolah, tapi juga mengajarkan nilai toleransi, anti-bullying, dan kebersamaan. Kami libatkan orang tua dalam proses ini, termasuk melalui materi ‘7 Kebiasaan Anak Hebat Indonesia’,” tandasnya.
Pendekatan Pemkot Bandung menunjukkan penerapan kebijakan berbasis inclusive education yang menekankan keadilan akses pendidikan. Kebijakan ini tidak hanya bersifat kuratif (mengurangi ketimpangan), tetapi juga preventif dengan membangun ekosistem pendidikan yang ramah anak.
Model SD Bina Talenta dapat dikategorikan sebagai praktik learner-centered approach, yang memperhatikan kapasitas individu dan mendorong pembentukan karakter. Upaya ini selaras dengan paradigma pendidikan abad ke-21, yang mengintegrasikan kompetensi kognitif, afektif, dan sosial.
Pewarta : Galih Prayudi
