
RI News Portal. Bandung 13 Juli 2025 – Dewa United berhasil menyegel gelar juara ketiga dalam ajang Piala Presiden 2025 usai menumbangkan Liga Indonesia All Star dengan skor meyakinkan 2-0 pada laga perebutan tempat ketiga yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Sabtu (12/7/2025). Pertandingan ini mencerminkan intensitas kompetitif yang tinggi serta pertarungan strategi antara dua tim dengan karakteristik permainan berbeda.
Kemenangan Dewa United ditentukan melalui dua gol yang tercipta di babak kedua, masing-masing dari Taisei Marukawa pada menit ke-60 dan Alex Martins pada menit ke-69. Kedua gol tersebut mempertegas dominasi Dewa United yang tampil agresif sejak peluit awal dibunyikan.
Sejak awal pertandingan, pelatih Dewa United, Johannes Hendrikus Olde Riekerink, menginstruksikan permainan menyerang yang terorganisir. Hal ini terlihat dari tingginya intensitas pressing dan distribusi bola cepat dari lini tengah, terutama melalui peran Stefano Lilipaly dan Alexis Messidoro.

Sebaliknya, tim All Star yang dikomandoi pelatih senior Rahmad Darmawan mencoba menerapkan pendekatan pragmatis dengan mengandalkan serangan balik cepat. Kehadiran pemain-pemain eksplosif seperti Riko Simanjuntak, Witan Sulaeman, dan Bagas Kaffa diharapkan mampu merepotkan lini belakang Dewa United, namun tak berhasil menembus solidnya pertahanan yang dipimpin Nick Kuipers dan Wahyu Prasetyo.
Peluang pertama datang dari tendangan bebas Stefano Lilipaly yang masih mampu ditepis oleh kiper Reza Arya Pratama. Peluang lainnya dari Alex Martins juga digagalkan dengan reaksi cepat oleh Reza, yang tampil heroik sepanjang laga.
Hingga babak pertama berakhir, skor masih kacamata 0-0.

Memasuki babak kedua, Dewa United terus menggempur pertahanan All Star. Terbukti pada menit ke-60, Taisei Marukawa memecah kebuntuan melalui penyelesaian klinis hasil dari kombinasi cermat di sisi kiri pertahanan lawan.
Gol tersebut meningkatkan kepercayaan diri Dewa United. Strategi rotasi bola dan overlapping dari bek sayap Edo Febriansah semakin membuka ruang. Hasilnya, sembilan menit berselang, Alex Martins mencatatkan namanya di papan skor usai menerima umpan terobosan dari Alexis Messidoro. Skor 2-0 menjadi pukulan telak bagi All Star yang mulai kehilangan disiplin organisasi permainan.
Pertandingan ini menyoroti keunggulan Dewa United dalam hal kohesi tim dan kedalaman skuad. Kehadiran pemain muda dan berpengalaman seperti Egy Maulana Vikri, yang juga menjabat kapten, menambah daya gedor sekaligus kepemimpinan di lapangan.
Sementara itu, tim Liga Indonesia All Star yang terdiri dari pemain-pemain terpilih dari berbagai klub justru tampak kesulitan membangun chemistry dan koordinasi yang efektif. Ketimpangan ini menunjukkan bahwa keberhasilan tim dalam turnamen seperti Piala Presiden tidak hanya ditentukan oleh kualitas individu, tetapi juga oleh stabilitas taktik dan konsistensi kolektif.
Baca juga : Iran Tegaskan Komitmen NPT dan Format Baru Kerja Sama Nuklir: Respons Diplomatik Pascakonflik Iran-Israel
Liga Indonesia All Star:
M. Reza Arya Pratama (GK), Safrudin Tahar, Akbar Tanjung, Hansamu Yama, Leo Guntara, M. Taufany Muslihuddin, Riko Simanjuntak, Septian David Maulana, Witan Sulaeman, Bagas Kaffa, Mohammad Khanafi
Cadangan: Kurniawan Kartika Ajie (GK), Arif Satria, Herwin Tri Saputra, Komang Tri, Yusuf Burhani, Irkham Zahrul Mila, Krisna Bayu, M. Riski Afrisal, M. Zahaby Gholy, Rosad Setiawan, Eksel Runtukahu
Pelatih: Rahmad Darmawan
Dewa United:
Alex Ferreira, Alexis Messidoro, Egy Maulana Vikri (C), Sonny Ricardo (GK), Taisei Marukawa, Wahyu Prasetyo, Brian Fatari, M. Edo Febriansah, Nick Kuipers, Theo Numberi, Stefano Lilipaly
Cadangan: Jean Marie Mbraga, M. Naksir Mahbuby (GK), Ady Setiawan, M. Akbar Arjunsyah, Dani Saputra, M. Saiful Djoge, M. Kafiatur Rizky, Rangga Muslim Perkasa, Ricki Kambuaya, Altalariq Aqsal Ballah, Feby Eka Putra, Septian Bagaskara
Pelatih: Johannes Hendrikus Olde Riekerink
Laga ini menjadi contoh konkret bagaimana integrasi taktik dan chemistry tim lebih berpengaruh dibanding sekadar kumpulan pemain bintang. Dewa United menunjukkan bahwa proses dan kesinambungan latihan tim mampu mengalahkan seleksi nama besar sekalipun. Pertandingan ini juga menjadi studi penting dalam strategi kompetitif klub sepak bola Indonesia menjelang musim reguler.
Dalam konteks pengembangan sepak bola nasional, kemenangan Dewa United membuka ruang diskusi mengenai pentingnya pembinaan taktik, psikologi tim, dan keberlanjutan program pelatih dalam membangun ekosistem sepak bola profesional di Indonesia.
Pewarta : Vie

