Revitalisasi Museum Keraton Surakarta Diusulkan Wali Kota Respati Ardi: Upaya Pelestarian Warisan Budaya dan Penguatan Kota Wisata Berbasis Sejarah

RI News Portal. Surakarta, 7 Juni 2025 — Dalam sebuah pertemuan resmi antara Wali Kota Surakarta Respati Ardi dengan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, yang berlangsung pada Selasa (3/6/2025), Pemerintah Kota Surakarta mengajukan usulan revitalisasi Museum Keraton Surakarta sebagai bagian dari agenda pelestarian warisan budaya nasional. Usulan ini merupakan respons terhadap kondisi fisik dan fungsional museum yang dinilai memprihatinkan dan memerlukan perbaikan segera.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Kebudayaan menyampaikan rencana revitalisasi pada bagian penting kompleks Keraton, yakni Songgo Buwono. Menanggapi hal itu, Wali Kota Respati menyatakan bahwa revitalisasi sebaiknya tidak hanya terfokus pada struktur inti istana, melainkan juga mencakup Museum Keraton yang memuat koleksi benda-benda bersejarah milik Kasunanan Surakarta.

“Pak Fadli Zon semalam ngobrol ingin me-revitalisasi Songgo Buwono, tapi saya mengusulkan kalau bisa museum kratonnya juga. Karena kami ingin Kota Solo sebagai kota wisata memiliki museum yang bagus-bagus,” kata Respati Ardi kepada wartawan, Rabu (4/6/2025), di rumah dinas Loji Gandrung.

Respati, yang juga mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Solo, menyampaikan bahwa kondisi Museum Keraton saat ini kurang layak dan berpotensi menghambat fungsi edukatif serta nilai ekonominya dalam konteks pariwisata budaya. Ia menekankan pentingnya museum sebagai sarana pembelajaran sejarah, penguatan identitas lokal, dan penopang daya tarik wisata kota.

“Terus terang sedih banyak peninggalan lama yang perlu sentuhan dan perawatan. Itu yang nanti kita fokuskan ke sana dalam revitalisasi. Tidak hanya bisa dinikmati warga, tapi nilai-nilai historinya yang seharusnya kita jaga ke depan,” ujarnya.

Museum Keraton Surakarta memiliki posisi penting dalam arsitektur kebudayaan Jawa. Sebagai situs yang menyimpan artefak, manuskrip, dan simbol kebesaran monarki Jawa masa lampau, revitalisasi museum ini menyentuh aspek historis, politis, dan kultural. Dalam perspektif kajian budaya, museum bukan sekadar tempat penyimpanan, tetapi ruang artikulasi memori kolektif yang memungkinkan pembentukan identitas kultural lokal dan nasional.

Secara kebijakan, revitalisasi ini dapat dipahami sebagai bagian dari penguatan “ekonomi kreatif berbasis sejarah”, di mana pelestarian artefak dan peningkatan infrastruktur kultural mendukung sektor pariwisata berkelanjutan. Menurut data BPS dan Dinas Pariwisata, Keraton Surakarta menjadi salah satu magnet utama wisata sejarah di wilayah Jawa Tengah, namun angka kunjungan cenderung stagnan akibat fasilitas yang tidak memadai.

Baca juga : Kebijakan Perumahan Pro-MBR dan ASN di Sumedang: 1.000 Unit Rumah Subsidi Tambahan Disiapkan Pemerintah

Selain itu, pengelolaan museum oleh pihak Keraton selama ini mengalami kendala dari sisi pendanaan dan tata kelola profesional. Karena itu, langkah kolaboratif antara Kementerian Kebudayaan dan Pemerintah Kota Surakarta dipandang strategis, bukan hanya untuk menyelamatkan aset budaya, tetapi juga membangun sinergi kelembagaan dalam pelestarian sejarah nasional.

Respati juga mengisyaratkan kesiapan dukungan pendanaan dari APBD Kota Surakarta jika skema revitalisasi direalisasikan, sebagai bentuk komitmen daerah terhadap pengembangan kebudayaan.

“Kalau dari pusat belum maksimal, kita akan siapkan juga dana pendamping dari Pemkot, karena museum ini bagian penting dari wajah budaya kota,” katanya menegaskan.

Usulan revitalisasi Museum Keraton Surakarta yang diajukan Wali Kota Respati Ardi kepada Menbud Fadli Zon mencerminkan semangat pelestarian budaya yang berpadu dengan strategi pembangunan pariwisata berkelanjutan. Dalam kerangka kebijakan publik, sinergi pusat dan daerah menjadi kunci untuk memastikan warisan budaya tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dimanfaatkan secara produktif bagi pendidikan, ekonomi, dan diplomasi budaya.

Pewarta : Danang