
“Langkah politik Jokowi setelah masa jabatannya memang menjadi perhatian publik. Jika ia benar-benar bergabung dan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSI, itu akan menjadi preseden baru dalam politik Indonesia, di mana mantan presiden tetap aktif secara struktural dalam partai. Ini bukan sekadar soal strategi pribadi, tapi juga transformasi institusional partai yang dipimpinnya.”
RI News Portal. Jakarta, 15 Mei 2025 – Isu politik nasional kembali menghangat setelah pernyataan mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), yang menyatakan masih mempertimbangkan untuk maju sebagai bakal calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Meski belum resmi mendaftar, Jokowi menegaskan bahwa proses pengambilan keputusan masih dalam tahap kalkulasi, utamanya mempertimbangkan mekanisme e-voting yang diterapkan PSI. Wacana ini juga menjadi perhatian karena ketua umum PSI saat ini adalah Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi.
Dinamika politik Indonesia kembali mencuat ke permukaan melalui isu keterlibatan mantan Presiden Joko Widodo dalam Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dalam pernyataannya di Solo pada Rabu (14/5), Jokowi mengakui masih mempertimbangkan kemungkinan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSI. Keputusan tersebut, menurutnya, belum final karena ia masih melakukan perhitungan matang agar tidak mengalami kekalahan dalam proses pemilihan yang dilakukan secara daring melalui sistem e-voting.

“Sampai saat ini belum mendaftar. Kan masih panjang waktunya sampai Juni. Masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut, saya kalah,” ujar Jokowi.
Sistem pemilihan yang diterapkan PSI menjadi faktor krusial dalam pertimbangan tersebut. E-voting dengan prinsip one man one vote memberikan hak suara kepada seluruh anggota partai, membuat kontestasi lebih terbuka dan kompetitif. Jokowi secara terbuka menyatakan bahwa inilah yang menjadi tantangan tersendiri dalam pencalonannya.
Di sisi lain, isu menjadi menarik karena PSI saat ini dipimpin oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi. Ketika ditanya mengenai kemungkinan bersaing dengan Kaesang, Jokowi merespons santai dan tidak menutup kemungkinan bahwa jika dirinya maju, kandidat lain mungkin mengundurkan diri. Hal ini menimbulkan spekulasi di publik mengenai dinamika internal PSI serta strategi konsolidasi kekuasaan yang mungkin dilakukan oleh keluarga mantan presiden tersebut.
Baca juga : Kerja Sama Strategis Dekranasda Provinsi Lampung dan PT Pos Indonesia: Upaya Penguatan Ekosistem UMKM Daerah
Spekulasi semakin berkembang seiring dengan pernyataan bahwa Kaesang berencana mengganti nama PSI menjadi “Partai Super Terbuka,” sebuah gagasan yang disebut-sebut berasal dari Jokowi sendiri. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari rebranding dan penyegaran partai menuju kontestasi politik ke depan.
Menanggapi isu tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, menyatakan bahwa Jokowi pasti memiliki pertimbangan strategis sebelum menentukan langkah politiknya. Menurut Sarmuji, “Jokowi bukan tokoh yang gegabah. Ia tentu menghitung risiko politik secara cermat sebelum mengambil keputusan penting seperti bergabung ke partai politik.”
Fenomena ini menjadi penting dalam studi politik pasca-kepresidenan di Indonesia, karena memperlihatkan bagaimana seorang mantan presiden tetap memainkan peran dalam arena politik nasional, baik secara simbolik maupun struktural. Kehadiran Jokowi di PSI, jika terealisasi, juga berpotensi mengubah peta kekuatan partai-partai politik di Indonesia menjelang Pemilu 2029.
Pencalonan Jokowi sebagai Ketua Umum PSI, meskipun belum resmi, membuka ruang analisis lebih lanjut mengenai strategi politik pasca-kepresidenan, regenerasi kepemimpinan partai, serta potensi pergeseran konstelasi partai di Indonesia. Dengan mempertimbangkan faktor mekanisme pemilihan dan dinamika internal partai, keputusan akhir Jokowi akan menjadi indikator penting arah politik Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.
Pewarta : Yudha Purnama

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal