
RI News Portal. Semarang, Kondisi geografi serta asumsi kondisi pertanahan wilayah Wonogiri berpotensi sebagai lahan penghasil emas, ini merupakan manfaat ekonomi bagi masyarakat bisa dikelola dengan baik. Dapat meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor emas, menarik investor asing, menjamin ketersediaan emas di pasaran, meningkatkan perekonomian daerah, memberikan pendapatan pajak bagi pemerintah.
Menurut penelitian yang dikutip dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dengan Badan Survei Geologi, Bandung, yang termuat dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) pada tahun 2017. Kawasan perbukitan yang terbentuk dari letusan gunung api purba di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, memiliki kandungan emas yang berlimpah. Wilayah Wonogiri bahkan disebut memiliki cadangan 1,5 juta ton emas.

Kandungan emas itu tersimpan di tiga kecamatan, yaitu Selogiri, Jatiroto, dan Karangtengah. Hal ini diketahui berdasarkan hasil penelitian dan survei kerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dengan Badan Survei Geologi, Bandung, yang termuat dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) 2017. Total bijih yang mengandung emas di tiga kecamatan itu lebih kurang 1,5 juta ton. Kadar emas tersebut antara 40 part per billion (ppb) hingga 2.384 ppb.
Sejak dulu, bukit-bukit Kecamatan Selogiri, populer karena aktivitas penambangan emas secara tradisional yang dilakukan masyarakat setempat. Keberadaan emas di bukit-bukit membikin warga setempat yang semula merantau lantas pulang kampung. Mereka memilih menambang emas untuk memperbaiki nasib. Para pendatang luar daerah pun berdatangan ke lokasi-lokasi tersebut.
Baca juga : Manajer Purchasing Berhasil Ditangkap Polisi Setelah Bawa Kabur Ratusan Juta
Hill Gendoet Hartono, dosen teknik geologi STTNAS Yogyakarta menyebutkan potensi emas di Desa Tenong dalam artikel hasil penelitian yang berjudul Geologi Gunung Api Purba Gajahmungkur, Wonogiri, Jawa Tengah pada 2011. Dia menyebut aktivitas penambangan emas di Bukit Jendi turut mengungkap misteri Gunung Api Gajahmungkur beserta material penyusunnya.
Pada Januari 2019 lalu Kepala Seksi Geologi Mineral dan Batu Bara (Geominerba) Cabang Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Sewu Lawu, pembentukan emas di kawasan Randu Kuning misal dipengaruhi kondisi geologi kawasan ini yang merupakan bagian dari Pegunungan Selatan sisi timur.
Pegunungan ini terbentuk sebagai akibat dari tumbukan (subduksi) antara lempeng samudra dan lempeng benua yang diperkirakan dimulai sejak kala eosen hingga oligosen (56-34 juta tahun lalu). Pegunungan Selatan tersusun atas batuan-batuan yang merupakan endapan laut.
Dan emas diwilayah Wonogiri terbentuk oleh proses hidrotermal, yakni fase akhir dari proses magmatik. Melalui proses itu, secara kimiawi larutan hidrotermal mengubah komposisi mineral batuan. Akibatnya, terjadi perubahan pula pada tekstur batuan yang dikenal sebagai batuan teralterasi.
Proses itu merupakan salah satu penanda adanya mineral-mineral bijih berharga, termasuk emas di Wonogiri. Selanjutnya, larutan hidrotermal mengisi retakan-retakan batuan membentuk urat-urat kuarsa. Pada akhirnya urat kuarsa itu terdapat bijih emas dan logam ikutan lainnya.
Kita dapat mengidentifikasi untuk mencari urat-urat kuarsa yang didalam urat itu ada emasnya. Urat kuarsa terlihat secara kasat mata, warnanya putih susu dan memanjang sehingga orang bisa menemukannya. Yang dicari penambang itu batuan yang ada urat kuarsanya. Lalu batuan itu dipecah dengan glondong (molen kecil) agar lembut. Setelah itu diberi merkuri untuk mengikat emas.
Sisi peningkatan prioritas penghasil emas di Wonogiri menurut pengamatan masyarakat luas justru tidak terdengar oleh masyarakat diluar Wonogiri. Yang seharusnya dapat terpublikasikan secara terbuka agar dapat sebagai magnet investor luar. Dengan demikian potensi kesejahteraan masyarakat dapat merata sebagai destinasi lapangan pekerjaan dan kreatifitas masyarakat dan pengolahan produksi emas.
Menurut himbuan Ketua Umum J.E.A Setiawan Wibisono S.Th sebagai pengamat upaya swastanisasi kerja-kerja penelitian dan penyelidikan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas sumber daya dan cadangan mineral.
“Tidak menutup kemungkinan bila secara luas eksploitasi tambang emas melibatkan pemerintah provinsi atau malah pemerintah pusat akan lebih baik lagi bagi untuk peningkatan income daerah. Manfaat sosial Menambah lapangan kerja, Meningkatkan kualitas pendidikan, Meningkatkan kehidupan sosial, Meningkatkan taraf hidup masyarakat, Memberikan bantuan pendidikan bagi anak berprestasi.” tutupnya
Pewarta : Setiawan Wibisono S.Th

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal