
RI News Portal. Jakarta 6 Juli 2025 — Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, menyatakan dukungan kuat terhadap inovasi pengolahan sampah plastik menjadi bahan campuran aspal. Menurutnya, pendekatan ini berpotensi menjadi solusi efektif dan berkelanjutan dalam mengurangi volume limbah plastik yang selama ini menjadi persoalan serius di Indonesia, terutama karena sebagian besar sampah plastik berakhir mencemari lautan.
Pernyataan tersebut disampaikan Bima Arya saat menghadiri kegiatan Visit & Showcase Aspal Plastik di Jimbaran HUB, Kabupaten Badung, Bali. Ia memberikan apresiasi terhadap langkah inovatif yang telah diambil oleh PT Chandra Asri, sebuah perusahaan petrokimia yang sejak 2018 memulai teknologi pemanfaatan aspal plastik di wilayah Cilegon.
“Sekitar 15 persen dari total sampah di Indonesia adalah sampah plastik, dan 80 persennya berpotensi berakhir di laut. Ini sangat berbahaya bagi lingkungan dalam jangka panjang. Persoalan ini belum tuntas dan harus ditangani secara komprehensif,” tegas Bima dalam keterangan tertulis yang diterima tvrinews.com, Minggu (6/7/2025).

Bima menekankan bahwa penanganan sampah plastik perlu dilakukan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir. Pada tahap hulu, sampah plastik yang dihasilkan dari rumah tangga, sektor industri, maupun aktivitas ekonomi perlu dikumpulkan dan dipilah secara sistematis. Sementara di hilir, diperlukan kejelasan mengenai off-taker, yaitu pihak yang akan menampung hasil pengolahan sampah plastik untuk dijadikan aspal.
Ia menyebut bahwa teknologi aspal plastik memiliki potensi ganda: mengurangi timbunan sampah plastik sekaligus meningkatkan kualitas infrastruktur jalan. Bima mencontohkan keberhasilan penerapan aspal plastik di sejumlah daerah, seperti Cilegon dan Garut, yang terbukti memiliki daya tahan lebih baik dibanding aspal konvensional.
“Inovasi seperti ini bisa menjawab dua tantangan sekaligus: mengurangi limbah dan memperbaiki kualitas jalan,” kata Bima.
Lebih jauh, ia juga menyoroti peluang pemanfaatan sampah plastik untuk produk lain, seperti paving block dan sumber energi terbarukan. Pemerintah, menurut Bima, terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi kepala daerah, demi memperluas pemanfaatan teknologi pengelolaan sampah plastik.
Baca juga : Pemuda Dusun Gebang Gelar Pengajian dan Santunan Yatim Piatu, Gus Miftah Hadir sebagai Penceramah
“Kami akan mendorong penerapan ini di kota-kota besar, yang memiliki kapasitas anggaran dan kebutuhan pembangunan infrastruktur yang tinggi. Ini sejalan dengan upaya menciptakan kota yang lebih ramah lingkungan,” ujar Bima.
Dalam rangka mendukung kebijakan tersebut, Kementerian Dalam Negeri saat ini tengah menyiapkan kajian komprehensif, mulai dari potensi produksi aspal plastik, analisis kebutuhan pasar, hingga evaluasi aspek regulasi. Sinergi antarkementerian dan lembaga, terutama dengan Kementerian PUPR, disebut sebagai kunci dalam memperkuat ekosistem inovasi ini.
“Kami akan mengkaji regulasi mana yang perlu diperkuat, siapa yang akan menjadi leading sector-nya, dan bagaimana potensi produksinya bisa dimaksimalkan. Semua akan kami dorong secara terstruktur dari hulu ke hilir,” tutup Bima.
Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah untuk beradaptasi dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan, sekaligus menanggulangi ancaman pencemaran lingkungan akibat sampah plastik. Upaya inovatif tersebut diharapkan menjadi contoh kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan lingkungan di era modern.
Pewarta : Vie

