RI News Portal. Semarang, 5 Desember 2025 – Universitas Diponegoro (Undip) mengerahkan tim pertama Diponegoro Disaster Assistance Response Team (D-DART) ke wilayah terdampak bencana di Kota Padang dan sekitarnya, Sumatera Barat, mulai Kamis (4/12) lalu. Keberangkatan ini menandai komitmen nyata perguruan tinggi negeri di Semarang tersebut dalam memberikan respons cepat dan terencana terhadap krisis kemanusiaan pasca-bencana.
Rektor Undip, Prof. Suharnomo, menegaskan bahwa misi kemanusiaan kali ini tidak hanya bersifat tanggap darurat semata, melainkan dirancang dengan pendekatan pemulihan komprehensif sejak hari pertama hingga fase pasca-bencana.
“Kami mengusung beberapa fokus strategis. Yang paling krusial adalah penyediaan air bersih melalui unit penjernih air berkapasitas besar yang mampu melayani lebih dari seribu jiwa di lokasi pengungsian,” ujar Prof. Suharnomo saat ditemui di kampus Tembalang, Jumat (5/12).
Selain itu, lanjutnya, Undip juga mengirimkan tenaga dokter dan perawat, tim khusus trauma healing, serta logistik pendukung berupa alat-alat medis, selimut, dan kebutuhan dasar lainnya. Kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menjadi pilar utama dalam memastikan pasokan air bersih tetap terjaga dalam jangka panjang.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Undip, Wijayanto, Ph.D., menjelaskan bahwa Tim 1 D-DART langsung dibagi menjadi tiga klaster kerja begitu tiba di lokasi: tim lapangan, tim nursery di RSUP Dr. M. Djamil (kerjasama dengan RSND Undip), serta tim psikologi yang fokus pada Psychological First Aid (PFA).
“Pembagian klaster ini dipimpin langsung oleh Ns. Nur Hafizhah Widyaningtyas selaku Ketua Pusat Penanggulangan Bencana LPPM Undip. Personel berasal dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi, dan RS Nasional Diponegoro,” terang Wijayanto.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Pengabdian kepada Masyarakat LPPM Undip, dr. Achmad Zulfa Juniarto, Sp.And., mengungkap bahwa Undip telah menyiapkan total empat tim relawan yang akan bergilir hingga akhir Desember 2025.
“Satu tim bertugas selama satu pekan penuh. Dengan pola ini, kami menjamin keberlanjutan bantuan medis, psikologis, dan logistik tanpa putus. Evaluasi akan dilakukan akhir Desember untuk menentukan apakah perlu perpanjangan misi pada 2026,” kata dr. Zulfa.
Di lapangan, Ns. Nur Hafizhah Widyaningtyas menyatakan bahwa koordinasi intensif telah dilakukan dengan Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang. Kegiatan utama Tim 1 meliputi surveillance kesehatan, asistensi medis langsung kepada korban, pemberian PFA bagi penyintas yang mengalami trauma berat, serta pengawalan distribusi logistik kemanusiaan.
“Misi ini bukan sekadar bantuan sesaat, tetapi wujud tanggung jawab moral dan akademik Undip terhadap bangsa di saat genting,” tegas Nur Hafizhah.
Tim 1 D-DART dijadwalkan bertugas selama lima hari ke depan sebelum diserahterimakan kepada Tim 2. Pola rotasi empat tim hingga akhir tahun ini diharapkan dapat memberikan dampak pemulihan yang signifikan bagi ribuan warga Padang dan sekitarnya yang masih berjuang pasca-bencana.
Pewarta : Sriyanto

