
RI News Portal. Wuryantoro, 28 September 2025 – Warga Dusun Jambangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, dikejutkan oleh peristiwa tragis yang merenggut nyawa Minem (72), seorang petani sekaligus ibu rumah tangga, pada Minggu pagi. Insiden memilukan ini terjadi saat korban sedang membakar daun bambu kering di pekarangan belakang rumahnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Minem bersama suaminya, Suwito, tengah membersihkan halaman belakang rumah mereka dengan membakar tumpukan daun bambu kering. Namun, tanpa diduga, api tiba-tiba membesar dan menjalar ke rumpun bambu di sisi utara pekarangan. Kobaran api yang cepat meluas nyaris menjebak Suwito, sementara Minem ditemukan dalam kondisi kritis dengan luka bakar parah.
Seorang saksi mata mengungkapkan, “Saat warga berusaha menolong, korban masih merintih. Kami segera membawanya keluar dari kobaran api, tetapi sayangnya, ia meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUD Wonogiri.”

Warga yang panik segera bertindak cepat dengan mengevakuasi korban dan suaminya, sembari melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Wuryantoro. Tim gabungan dari Polres Wonogiri, Koramil, dan Unit Identifikasi segera tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kapolres Wonogiri, AKBP Wahyu Sulistyo, S.H., S.I.K., M.P.M., melalui Kasi Humas AKP Anom Prabowo, S.H., M.H., menyatakan bahwa pemeriksaan awal telah dilakukan bersama tim medis. “Hasil pemeriksaan luar dan keterangan saksi menunjukkan bahwa penyebab kematian murni akibat luka bakar. Tidak ditemukan indikasi penyebab lain,” ujarnya.
Baca juga : Penanaman Jagung Hibrida di Desa Engkahan: Tonggak Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Ekonomi
Pihak kepolisian juga menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini. “Kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat membakar sampah, terutama di musim kemarau yang rawan kebakaran,” tegas AKP Anom. Ia menambahkan bahwa keluarga korban telah menerima kejadian ini dengan ikhlas.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam aktivitas sehari-hari, khususnya yang melibatkan api di lingkungan yang mudah terbakar. Musim kemarau yang kering menjadi faktor risiko tambahan, sehingga kehati-hatian ekstra sangat diperlukan untuk mencegah tragedi serupa.
Pewarta : Nandang Bramantyo
