
RI News Portal. Pontianak, 26 Juni 2025 — Peristiwa robohnya sebuah rumah milik Nurhayati (50), warga Gang Alpokat Raya, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, menyoroti kembali kerentanan hunian di kawasan sempadan sungai. Rumah berbahan kayu yang terletak di tepi Sungai Kapuas itu ambruk pada Rabu malam (25/6/2025), setelah dihantam ombak besar yang ditimbulkan oleh kapal bermuatan besar yang melintas. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, meskipun kerugian materiil menimpa keluarga korban yang terdiri dari seorang ibu dan dua anak berusia sekolah.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, turun langsung ke lokasi kejadian keesokan harinya untuk meninjau kondisi korban dan menyerahkan bantuan darurat. Bantuan berupa makanan siap saji, sandang, sembako, dan terpal disalurkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak keluarga Nurhayati.
“Hari ini kita memberikan bantuan agar keluarga Ibu Nurhayati bisa bertahan beberapa hari ke depan,” ujar Edi usai menemui korban di lokasi kejadian, Kamis (26/6/2025).

Pemerintah Kota Pontianak juga telah menawarkan hunian sementara di rumah susun bagi keluarga terdampak, namun korban memilih untuk tinggal sementara di rumah tetangganya. Lebih jauh, Wali Kota menyampaikan bahwa pemerintah akan segera melakukan penataan kawasan bantaran Sungai Kapuas, termasuk pengukuran ulang garis sempadan dan pengecekan ketersediaan lahan agar penataan permukiman lebih teratur dan aman di masa mendatang.
“Jika memang kawasan di sini tidak memungkinkan untuk diperbaiki dan ditata kembali, maka relokasi akan menjadi opsi dengan mempertimbangkan lokasi yang lebih representatif dan aman,” imbuhnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Trisnawati, menegaskan bahwa pihaknya telah menyalurkan kebutuhan dasar bagi keluarga Nurhayati sebagai bagian dari penanganan darurat bencana. Ia menambahkan bahwa akan dilakukan pendataan sosial lanjutan agar keluarga ini bisa diikutsertakan dalam skema bantuan sosial tunai pemerintah tahun 2026 apabila belum terdaftar.
“Kami pastikan mereka tidak dibiarkan, bantuan dasar sudah kami salurkan dan kami akan cek status kepesertaan bansosnya,” tutur Trisnawati.
Fenomena robohnya rumah Nurhayati mencerminkan problem struktural permukiman informal di tepian sungai di banyak kota Indonesia. Rumah-rumah sederhana yang berdiri di badan sungai atau terlalu dekat dengan aliran air sangat rentan terhadap terpaan banjir, abrasi, hingga gelombang air dari lalu lintas kapal besar di jalur transportasi sungai.
Dari perspektif tata ruang, pembangunan permukiman di area sempadan sungai seharusnya tunduk pada ketentuan batas sempadan sungai (minimal 15–30 meter dari bibir sungai, sesuai regulasi Kementerian PUPR). Namun, praktiknya banyak warga berpenghasilan rendah tidak memiliki alternatif lain selain membangun rumah di lahan-lahan marginal yang rawan bencana.
Intervensi pemerintah dalam bentuk relokasi, penataan kawasan, dan penegakan regulasi tata ruang menjadi krusial agar tragedi serupa tidak terulang. Perlu diintegrasikan pula kebijakan perlindungan kelompok rentan, seperti keluarga berstatus janda miskin dengan anak usia sekolah, agar mendapatkan prioritas program kesejahteraan sosial.
Selain itu, lalu lintas kapal di sungai besar seperti Kapuas juga perlu dikaji ulang terkait dampak gelombang air terhadap lingkungan permukiman tepi sungai. Kebijakan pengendalian kecepatan kapal atau penggunaan jalur alternatif bisa menjadi pertimbangan agar tidak menimbulkan hempasan ombak yang merusak kawasan padat penduduk.
Kasus robohnya rumah Nurhayati menjadi cermin bagi pemerintah daerah untuk segera mempercepat penataan kawasan bantaran sungai, memitigasi potensi bahaya, dan melindungi warga miskin yang kerap tinggal di area berisiko. Pendekatan multi-sektor — antara Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perumahan, hingga pihak pengelola transportasi sungai — diperlukan agar solusi yang dihasilkan tidak hanya responsif, tetapi juga berkelanjutan dan berpihak pada keselamatan masyarakat.
Nurhayati sendiri, meskipun kehilangan tempat tinggal, tetap menunjukkan rasa syukur atas kepedulian pemerintah dan solidaritas warga sekitar.
“Saya merasa bersyukur karena ada perhatian dari pemerintah dan mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan,” pungkasnya.
Pewarta : Eka Yuda
