
RI News Portal. Jakarta 16 Juli 2025 – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan bahwa rehabilitasi jaringan irigasi Pengga di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi langkah strategis dalam memperkuat distribusi air dan mendukung ketahanan pangan nasional. Proyek ini merupakan bagian dari transformasi sistem irigasi guna mewujudkan swasembada pangan sesuai prioritas pembangunan nasional.
“Rehabilitasi jaringan irigasi ini bukan hanya sekadar perbaikan fisik, tetapi juga memperkuat sistem distribusi agar lebih efisien dan merata. Dengan langkah ini, kita ingin memastikan petani memiliki akses air yang memadai untuk meningkatkan produktivitas,” ujar Dody di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Daerah Irigasi (DI) Pengga memiliki peran vital dalam mendukung intensifikasi pertanian. Dengan luas layanan baku 3.589 hektare dan luas fungsional 3.050 hektare, wilayah ini menjadi salah satu penopang utama program ketahanan pangan. Sistem irigasi yang telah beroperasi sejak 1995 ini kini diremajakan untuk meningkatkan efisiensi distribusi air dan mendukung target indeks pertanaman (IP) hingga tiga kali panen per tahun dengan pola padi-padi-palawija.

Jaringan irigasi Pengga mengalirkan debit air sebesar 4,38 m³/detik dan dikelola oleh 30 kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dengan anggota 3.332 petani. Indeks pertanaman saat ini mencapai 300 persen, dengan pola tanam padi sepanjang tahun.
Proses rehabilitasi DI Pengga dilaksanakan oleh Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara I Mataram selama 260 hari kalender, dimulai 16 April dan ditargetkan selesai 31 Desember 2025. Pekerjaan konstruksi dikerjakan oleh PT Rafa Unggul Sejahtera Langgeng dengan nilai kontrak Rp42,2 miliar.
Ruang lingkup rehabilitasi mencakup dua kabupaten di Provinsi NTB, yaitu:
- Kabupaten Lombok Tengah: Rehabilitasi saluran primer sepanjang 4,6 km di Kecamatan Praya Barat Daya.
- Kabupaten Lombok Barat: Rehabilitasi saluran sekunder sepanjang 3,2 km di Kecamatan Kuripan dan Gerung.
Baca juga : Prabowo dan Presiden Brasil Sepakat Perkuat Kerja Sama Strategis: Peluang Baru di BRICS dan MERCOSUR
Pekerjaan meliputi perbaikan saluran dengan beton pracetak, rehabilitasi satu bangunan bagi di saluran primer, empat bangunan di saluran sekunder, serta penggantian sepuluh pintu air. Hingga pertengahan Juli, progres fisik proyek telah mencapai 7,20 persen, sementara progres keuangan berada di angka 20 persen.
Rehabilitasi ini diharapkan mempertahankan IP 300 persen dengan pola tanam padi-padi-palawija. Dengan optimalisasi jaringan irigasi, produksi padi diproyeksikan mencapai 4–6 ton per hektare. Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita, yakni mewujudkan swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Tugas kita adalah menjadikan petani semakin sejahtera. Upaya rehabilitasi ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam mendukung keberlanjutan pertanian nasional,” tutup Dody.
Pewarta : Yogi Hilmawan
