
RI News Portal. Magelang, 3 Juli 2025 — Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X melakukan langkah rehabilitasi struktural terhadap Candi Mendut di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyusul ditemukannya kerusakan signifikan pada bagian atap dan tubuh bangunan candi. Proyek rehabilitasi ini menjadi urgensi pelestarian karena kondisi bangunan Candi Mendut, salah satu peninggalan agama Buddha yang berusia lebih dari seribu tahun, mengalami gangguan stabilitas dan kebocoran.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Manggar Sari Ayuati, dalam keterangannya Kamis (3/7/2025), menjelaskan bahwa kerusakan terjadi pada beberapa titik dinding dan atap candi. Terdapat batuan yang melesak serta menggelembung di sisi timur, utara, dan selatan dinding candi, disertai perenggangan nat (sambungan) batuan. Kebocoran pada atap, menurutnya, sangat berpotensi memicu pertumbuhan jamur dan lumut yang mempercepat degradasi batu andesit, bahan utama konstruksi Candi Mendut.
“Bagian atap dan dinding struktur candi ada yang bocor. Selain itu, juga beberapa titik batuan dinding candi melesak dan menggelembung,” ungkap Manggar.

Secara teknis, rehabilitasi ini akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung mulai Juni hingga Desember 2025, mencakup pemasangan scaffolding, pembongkaran area rusak, registrasi dan penataan batu pengganti, penyusunan ulang percobaan, serta tindakan konservasi. Tahap kedua direncanakan pada 2026, sebagai kelanjutan dari upaya pemulihan menyeluruh struktur candi.
Koordinator Kegiatan Rehabilitasi Tahap I, Eri Budiantoro, menambahkan bahwa faktor cuaca, terutama intensitas hujan, turut berkontribusi pada kerusakan batuan candi. Selain itu, getaran lalu lintas kendaraan berat di jalan raya yang berdekatan dengan Candi Mendut diduga menjadi penyebab pergeseran struktur batuan candi.
“Candi berada di tepi jalan raya. Kendaraan besar setiap hari melintas sehingga menyebabkan pergeseran batuan dinding candi dan atap,” papar Eri, yang juga Pamong Budaya Ahli Muda Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X.
Baca juga : Konflik Agraria di Sumatera Utara Masih Membara, Gubernur Bobby Nasution Minta Komisi II DPR RI Turun Tangan
Solusi teknis yang dirancang, antara lain membongkar total bagian atap yang bocor dan memberikan lapisan kedap air agar terlindung dari penetrasi air hujan. Sementara bagian dinding akan dibongkar parsial, khusus pada kulit dinding luar, untuk kemudian dikembalikan ke posisi semula setelah dilakukan penataan ulang agar kerusakan akibat penggelembungan dan melesak bisa teratasi.
Dari perspektif pelestarian budaya, rehabilitasi Candi Mendut mencerminkan sinergi antara aspek keilmuan arkeologi, teknik konservasi bangunan bersejarah, serta kepedulian terhadap keberlanjutan warisan budaya nasional. Sebagai bagian dari kawasan Candi Borobudur, Candi Mendut memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi, sehingga pemulihan kondisi fisik candi ini menjadi salah satu bentuk tanggung jawab negara dalam menjaga integritas warisan budaya dunia.
Pewarta : Miftahkul Ma’na
