
RI News Portal. Medan, 13 Juli 2025 — Badan Pengelola (BP) Geopark Kaldera Toba intensif melakukan pra revalidasi menjelang penilaian resmi UNESCO Global Geopark (UGGp) pada 21–25 Juli 2025. Kegiatan ini digelar sebagai langkah preventif untuk memetakan kekurangan sekaligus menyimulasikan skenario revalidasi secara langsung, demi mempertahankan status prestisius Geopark Kaldera Toba di panggung dunia.
Pra revalidasi tersebut turut melibatkan Asesor UNESCO Soo Jae Lee yang secara maraton melakukan peninjauan terhadap sejumlah geosite sejak Jumat (11/7) hingga Minggu (13/7). Beberapa lokasi penting yang dikunjungi antara lain Sipinsur, Huta Ginjang, Sibaganding, Taman Eden 100, Huta Siallagan, SMK Negeri 1 Simanindo, Kampung Ulos Huta Raja, Pusat Informasi Geopark di Sigulatti, dan Air Terjun Sipiso-Piso. Di setiap titik, Lee meninjau tidak hanya infrastruktur fisik, tetapi juga aspek sosial-budaya, keterlibatan masyarakat, aktivitas UMKM, kesiapan siswa sekolah, hingga atraksi budaya lokal.
Plt Kepala Bappelitbang Sumatera Utara, Dikky Anugerah, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi berbagai potensi masalah secara komprehensif dan menyusun langkah-langkah antisipatif menjelang revalidasi. “Kegiatan ini untuk meminimalisir semua potensi kekurangan kita. Kita mengidentifikasi permasalahan secara langsung dan mensimulasikan bagaimana revalidasi nanti kita laksanakan,” ujarnya.

Dikky juga menggarisbawahi beberapa aspek yang masih perlu diperkuat, seperti peningkatan kemitraan strategis, visibilitas geopark dalam skala nasional dan internasional, serta peningkatan partisipasi masyarakat lokal dalam konservasi dan pengembangan geopark.
Optimisme terhadap hasil revalidasi turut disuarakan oleh Staf Khusus Menteri Dalam Negeri, Kastorius Sinaga. Ia menyatakan keyakinannya bahwa Geopark Kaldera Toba akan memperoleh “green card” dari UNESCO—simbol bahwa kawasan tersebut tetap memenuhi standar global geopark. “Optimis bahwa kita akan mendapat green card. Bahkan green card yang lebih bagus,” kata Kastorius dalam sesi kunjungan di salah satu lokasi geosite.
Namun demikian, tantangan masih membayangi. Direktur Sumber Daya dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas, Togu Pardede, mengingatkan pentingnya pendidikan geopark kepada generasi muda sebagai bagian dari strategi pelestarian jangka panjang. “Yang paling penting bagaimana anak-anak sekolah memahami bahwa geopark ini sebagai warisan kaya yang harus dijaga,” tegasnya.
Dari perspektif akademis, pra revalidasi ini mencerminkan proses evaluasi kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) dalam pengelolaan kawasan warisan geologi. Hal ini selaras dengan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang menekankan pada keterpaduan antara konservasi lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi lokal.
Revalidasi geopark oleh UNESCO bukan hanya sekadar administratif, melainkan bentuk akuntabilitas internasional terhadap tata kelola kawasan strategis. Sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark Network, Geopark Kaldera Toba harus menunjukkan bahwa prinsip-prinsip pelestarian geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity telah diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan.
Keberhasilan mempertahankan status geopark dunia akan berimplikasi besar terhadap pariwisata, ekonomi lokal, dan investasi infrastruktur berbasis lingkungan. Namun demikian, pemerintah daerah dan pusat harus terus memastikan kesinambungan antara pelibatan masyarakat, keberdayaan pelaku UMKM, dan integrasi kurikulum geopark di sektor pendidikan.
Langkah-langkah seperti penguatan kapasitas guru dan siswa dalam memahami nilai-nilai geopark, serta kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan dalam menjaga momentum geopark sebagai laboratorium hidup (living laboratory) pembangunan berbasis warisan alam dan budaya.
Pewarta : Adi Tanjoeng

