
RI News Portal. Wonogiri, 18 Oktober 2025 – Dalam langkah preventif yang inovatif, Polsek Jatiroto, Polres Wonogiri, Jawa Tengah, memasang spanduk himbauan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Jalur Tunggangan, jalur ekstrem penghubung Kecamatan Jatiroto dan Tirtomoyo. Inisiatif ini menargetkan bus serta truk bermuatan berat yang kerap nekat melintas di tanjakan curam dan tikungan tajam berjurang, dengan harapan mengurangi potensi kecelakaan fatal yang telah mencoreng sejarah lintasan tersebut.
Pemasangan dilakukan pada Jumat pagi (17/10/2025) pukul 08.30 WIB, dipimpin langsung Kapolsek Jatiroto IPTU Pudiyono, S.H., M.H. Petugas strategis memasang media informasi masyarakat (MMT) berukuran besar di tiga titik krusial: Dusun Dawe Kidul dan Dusun Krandegan, Desa Ngelo, Kecamatan Jatiroto. Spanduk berpesan tegas, “Kendaraan Bus, Truk Muatan Berat Dilarang Melintas – Jalan Banyak Tikungan dan Tanjakan Ekstrem”, dirancang untuk terlihat mencolok di bawah sinar matahari pagi.
“Himbauan ini kami pasang untuk mengingatkan sopir bus dan truk besar agar tidak nekat. Jalur ini bukan hanya penuh tanjakan ekstrem, tapi tikungan tajamnya langsung berbatasan jurang dalam. Satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal,” ungkap IPTU Pudiyono saat memantau pemasangan, menekankan urgensi edukasi berkelanjutan di wilayah pedesaan rawan.

Yang membedakan inisiatif ini adalah keterlibatan aktif warga lokal, menjadikannya model sinergi komunitas yang jarang ditemui di daerah pegunungan serupa. Mie Martani, tokoh masyarakat dari Kelurahan Jatiroto, tidak hanya menyumbang bahan spanduk tapi juga ikut memasangnya bersama petugas. “Kami yang tinggal di sini tahu betul bahayanya. Sudah saatnya polisi dan warga bergandengan tangan, bukan hanya razia tapi cegah dari akar masalah,” kata Martani, yang mengaku terinspirasi dari pengalaman keluarganya menyaksikan kecelakaan bus tahun lalu.
Langkah ini mencerminkan pendekatan Polri Presisi yang lebih humanis, di mana polisi tidak sekadar penegak hukum tapi fasilitator solusi preventif. Analisis awal dari Polres Wonogiri menunjukkan, Jalur Tunggangan menyumbang 15% kecelakaan kendaraan berat di kabupaten sepanjang 2024, mayoritas akibat rem blong saat turunan atau kehilangan traksi di tanjakan. “Dengan spanduk ini, kami harap pengemudi memilih jalur alternatif seperti Via Pracona yang lebih landai, meski butuh waktu tambahan 30 menit,” tambah IPTU Pudiyono.
Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo, S.H., S.I.K., M.P.M., melalui Kasihumas AKP Anom Prabowo, S.H., M.H., menyambut baik inisiatif tersebut. “Ini implementasi nyata Polri Presisi: hadir lebih dulu, beri solusi sebelum tragedi. Kami instruksikan seluruh polsek tiru model ini di titik rawan lainnya, dengan tambahan patroli malam untuk pengawasan,” tegas AKP Anom dalam pernyataan resminya.
Para ahli keselamatan lalu lintas memuji pendekatan ini sebagai terobosan akademis di tingkat lokal. Dr. Rina Setiawati, pakar transportasi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, yang memantau proyek serupa, menyatakan, “Pemasangan spanduk berbasis komunitas seperti ini efektif 40% lebih tinggi daripada plang resmi saja, karena menciptakan rasa memiliki warga. Di Wonogiri, ini bisa jadi studi kasus nasional untuk jalur pegunungan.”
Hingga sore ini, spanduk pertama sudah menuai respons positif dari puluhan sopir truk yang melintas, dengan beberapa berjanji beralih rute. Polsek Jatiroto berencana evaluasi mingguan, termasuk sosialisasi via kelompok WhatsApp pengemudi lokal. Dengan demikian, Jalur Tunggangan yang dulu jadi momok kini berpotensi berubah jadi contoh sukses pencegahan kecelakaan di Jawa Tengah.
Pewarta : Nandang Bramantyo
