
RI News Portal. Pandeglang, Banten — Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Kabupaten Pandeglang mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah penanganan sarang tawon sepanjang Januari hingga pertengahan Mei 2025. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pemadam Kebakaran, Endan Permana, tercatat sebanyak 45 kejadian penanganan sarang tawon dilakukan oleh tim Damkar, angka yang mendekati total kejadian sepanjang tahun sebelumnya yang berada di kisaran 60 hingga 65 kasus.
“Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan tren yang perlu dicermati secara serius. Dalam satu malam, petugas kami bisa melakukan evakuasi hingga dua atau tiga titik berbeda,” ujar Endan, Jumat (20/6/2025).
Wilayah Kecamatan Kaduhejo, Karangtanjung, dan Majasari disebut sebagai daerah dengan insiden terbanyak. Namun, distribusi kasus secara keseluruhan bersifat merata di seluruh wilayah Kabupaten Pandeglang. Jenis tawon yang paling sering ditemukan adalah tawon biasa, meskipun ditemukan pula jenis tawon vespa — yang dikenal lebih agresif dan menimbulkan risiko kesehatan yang lebih tinggi.

Endan menjelaskan bahwa musim madu dan keberadaan lokasi yang kondusif seperti kandang ternak, atap rumah, dan area yang lembap atau kotor menjadi faktor utama meningkatnya aktivitas tawon. Evakuasi umumnya dilakukan pada malam hari untuk meminimalisir risiko serangan dari induk tawon yang sudah kembali ke sarang.
“Penanganan ini kami lakukan dengan prinsip kehati-hatian dan prosedur keamanan standar. Namun perlu diingat bahwa intervensi hanya dapat dilakukan berdasarkan laporan warga,” imbuhnya. Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam deteksi dini dan pelaporan potensi gangguan hewan liar.
Selain kasus tawon, tim Damkar Pandeglang juga menerima sekitar 15 laporan terkait keberadaan ular di pemukiman warga, khususnya ular sanca. Hal ini menunjukkan adanya tantangan lingkungan yang semakin kompleks dalam ruang-ruang hidup warga, khususnya di daerah pinggiran dan permukiman yang berdekatan dengan kawasan vegetatif atau pertanian.
Fenomena peningkatan sarang tawon dan gangguan satwa liar di Pandeglang menandai perlunya pendekatan multidisipliner dalam manajemen risiko lingkungan berbasis komunitas. Kejadian ini tidak hanya bersifat insidental, tetapi mencerminkan kondisi ekologis yang berubah serta lemahnya pengawasan terhadap kawasan transisi antara alam liar dan ruang permukiman.
Baca juga : Entikong; Legalitas Kopdes Merah Putih Jadi Syarat Wajib Dana Desa 2025
Dalam konteks kebijakan publik, data ini seharusnya menjadi dasar evaluasi sistem ketahanan ekologis dan perencanaan spasial yang sensitif terhadap keberadaan hewan liar. Intervensi struktural, seperti edukasi masyarakat, pembangunan shelter tanggap darurat hewan liar, serta peningkatan kapasitas personel Damkar untuk respons cepat, menjadi kebutuhan mendesak.
Dari sisi hukum dan regulasi, perlu ada harmonisasi antara kebijakan penanggulangan bencana non-alam dengan kebijakan pengendalian satwa liar berbasis konservasi. BPBD-PK sebagai aktor teknis perlu difasilitasi dengan perangkat hukum yang memungkinkan koordinasi lintas sektor, khususnya dengan Dinas Lingkungan Hidup dan instansi konservasi satwa.
Peningkatan kasus ini juga menandakan bahwa adaptasi terhadap perubahan iklim mikro dan ketidakseimbangan ekosistem lokal telah mulai berdampak langsung pada keselamatan warga. Maka, pendekatan sistematis dan kolaboratif antara pemerintah daerah, masyarakat, dan aktor akademik menjadi penting dalam menyusun kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) untuk mitigasi risiko hayati di tingkat lokal.
Pewarta : Syahrudin Bhalak

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita