
“Pembangunan ketangguhan bencana tidak bisa bergantung pada pemerintah semata. Kunci utamanya adalah pemberdayaan komunitas lokal melalui pelatihan, pendidikan, dan pembentukan struktur relawan yang adaptif.”
RI News Portal. Wonogiri, 27 Mei 2025 — Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, menyelenggarakan Pelatihan Tanggap Bencana yang dilaksanakan pada Selasa (27/5/2025) di pendapa kantor Kecamatan Jatisrono. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Camat Jatisrono, Danang Sugiatmoko, S.ST., M.M., dan menghadirkan narasumber utama Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wonogiri, Fuad Wahyu Pratama, serta Kepala Bidang Pencegahan, Kedaruratan, dan Logistik BPBD Wonogiri, Maryati.
Pelatihan ini diikuti oleh 60 peserta yang terdiri atas unsur relawan Desa Tangguh Bencana (Destana), tim SAR MTA, dan tokoh masyarakat setempat. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah meningkatkan kecepatan respons dan keterpaduan dalam penanganan bencana, baik dalam fase mitigasi, evakuasi, hingga pengelolaan pengungsian.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin membentuk relawan yang tangguh dan sigap dalam menghadapi potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Keberadaan relawan sangat penting untuk mendukung sistem penanggulangan bencana yang terpadu dan berkelanjutan,” ujar Fuad Wahyu Pratama dalam pemaparannya.

Sebagai bagian dari penguatan kompetensi teknis, pelatihan juga menghadirkan narasumber dari sektor kesehatan, yakni dr. Indra dari Puskesmas Jatisrono. Ia memberikan edukasi seputar penanganan evakuasi korban kecelakaan lalu lintas dan teknik dasar mendeteksi kondisi darurat seperti orang pingsan di lokasi bencana.
Para peserta menyambut antusias pelatihan ini. Banyak di antara mereka mengaku memperoleh wawasan baru dan merasa lebih siap berperan dalam mitigasi bencana di lingkungannya.
Dalam sambutannya, Danang Sugiatmoko menjelaskan bahwa secara geografis Kecamatan Jatisrono tergolong wilayah datar dan relatif aman dari bencana tanah longsor, namun tetap memiliki potensi bencana lain seperti angin kencang, pohon tumbang, hingga kebakaran rumah akibat kelalaian. “Kami sadar bahwa penguatan relawan sangat penting. Saat ini, dari 15 desa dan 2 kelurahan yang ada, seluruhnya telah memiliki relawan Destana yang sejak tahun lalu kami koordinasikan di bawah BPBD Kabupaten Wonogiri,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa seluruh relawan desa kini tergabung dalam wadah relawan kecamatan yang diberi nama Relawan KEDUWANG Kecamatan Jatisrono, sebagai bagian dari inisiatif kolektif memperkuat sistem kebencanaan berbasis komunitas lokal.
Kegiatan ini mencerminkan penerapan prinsip community-based disaster risk management (CBDRM) yang menjadi pendekatan strategis dalam penanggulangan bencana berbasis partisipasi masyarakat. Terbentuknya relawan-relawan desa dan kecamatan merupakan cerminan konkret implementasi UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang menekankan peran masyarakat dalam pengurangan risiko bencana.
Kehadiran lintas sektor, seperti dinas kesehatan dan tokoh masyarakat, menunjukkan pentingnya sinergi multi-aktor dalam membangun ketangguhan wilayah. Secara konseptual, kegiatan ini juga menggarisbawahi pergeseran paradigma dari responsif ke preventif dalam tata kelola risiko bencana, sesuai dengan kebijakan nasional dan kerangka kerja Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015–2030.
Pewarta : Nandar Suyadi

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal