
RI News Portal. Surakarta, 8 Juli 2025 — Kegiatan Dr. Zakir Naik Tour Indonesia 2025 yang digelar di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, berlangsung di bawah pengamanan ketat dari aparat gabungan. Kepolisian Resor Kota (Polresta) Surakarta, bersama unsur TNI, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan Kota Surakarta, mengerahkan ratusan personel guna menjamin keamanan dan ketertiban selama acara.
Kegiatan yang diselenggarakan pada Selasa, 8 Juli 2025, tersebut merupakan bagian dari rangkaian dakwah internasional Dr. Zakir Naik yang diprakarsai oleh Yayasan Garda Mualaf Indonesia. Dondi Eko Putro Susanto selaku penanggung jawab panitia pelaksana menyampaikan bahwa acara ini berhasil menarik antusiasme masyarakat luas lintas agama, dengan jumlah peserta terdaftar mencapai 5.830 orang melalui sistem registrasi online berbasis barcode.
Dalam keterangan resmi, Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Polresta Surakarta, Kompol Engkos Sarkosi, menyatakan bahwa sistem pengamanan telah disiapkan secara maksimal. “Open gate akan dibuka pada pukul 17.00 WIB dan kegiatan diperkirakan selesai pukul 24.00 WIB. Kami mengerahkan total 112 personel gabungan, termasuk dari unsur TNI-Polri, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan,” ujar Kompol Engkos dalam konferensi pers pada Senin (7/7/2025).

Selain aparat negara, panitia juga menerjunkan 50 petugas keamanan swadaya (guard) serta 30 personel pengamanan internal dari Edutorium UMS. Kolaborasi ini mencerminkan pendekatan partisipatif dalam pengelolaan kerumunan skala besar, serta menggarisbawahi pentingnya mitigasi risiko melalui koordinasi lintas institusi.
Menariknya, kegiatan ini bersifat terbuka untuk publik dan tidak melibatkan undangan khusus kepada pejabat negara. Hal ini mempertegas orientasi acara sebagai bentuk dakwah umum yang inklusif serta berbasis pada akses terbuka melalui sistem registrasi digital.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, dalam pernyataannya mengapresiasi kesiapsiagaan Polresta Surakarta dan seluruh pemangku kepentingan. Ia menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa dan beragama. “Polri hadir untuk memastikan kegiatan ini berjalan aman dan damai. Kami imbau masyarakat menjaga ketertiban dan mematuhi arahan petugas,” tegasnya.
Secara akademis, pelaksanaan kegiatan ini menarik untuk dianalisis dari tiga perspektif utama: manajemen keamanan publik, dinamika kerukunan antarumat beragama, dan strategi mitigasi sosial dalam kegiatan keagamaan yang berpotensi menimbulkan sensitivitas.
Pertama, pengamanan kegiatan oleh aparat gabungan dan pihak kampus menunjukkan penerapan pendekatan comprehensive security management. Kolaborasi antara aparat negara dan institusi sipil memperkuat legitimasi serta efektivitas pengendalian risiko.
Kedua, kehadiran masyarakat lintas agama menunjukkan dimensi toleransi dan semangat keberagaman dalam konteks masyarakat urban seperti Surakarta. Ini dapat ditafsirkan sebagai bentuk praktik dialog sosial nonformal yang perlu dikaji lebih lanjut dalam studi sosiologi agama.
Ketiga, penggunaan sistem registrasi online dan absence of government protocol dalam kegiatan ini menunjukkan kecenderungan baru dalam praktik kerumunan digital (digital crowding). Hal ini memberikan peluang bagi studi lanjut tentang digital governance dalam pengelolaan kerumunan di era pascapandemi.
Dengan demikian, kegiatan Dr. Zakir Naik di Surakarta tidak hanya menjadi ajang dakwah, tetapi juga fenomena sosial yang melibatkan interaksi kompleks antara negara, masyarakat, dan teknologi. Sinergi pengamanan yang dilakukan patut dijadikan model dalam pelaksanaan kegiatan berskala besar, utamanya dalam konteks multikulturalisme dan stabilitas sosial.
Pewarta : Nandang Bramantyo

