
RI News Portal. Jembrana, 14 Juli 2025 — Operasi pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) terhadap insiden tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali memasuki babak baru dengan ditemukannya bangkai kapal di kedalaman 49 meter serta bertambahnya jumlah korban yang berhasil dievakuasi menjadi 48 orang. Temuan tersebut menjadi tonggak penting dalam operasi kemanusiaan yang telah berlangsung selama dua belas hari oleh tim SAR gabungan lintas sektor.
Menurut pernyataan resmi Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI (Purn) Ribut Eko Suyatno yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC), lokasi bangkai kapal berhasil diidentifikasi melalui observasi bawah air yang intensif. Lokasi tersebut memiliki koordinat referensi 8 dengan kedalaman mencapai 49 meter. Temuan ini diharapkan akan mempercepat operasi penyelaman lanjutan, baik dalam konteks penyelidikan penyebab kecelakaan maupun pemulihan bangkai kapal.
“Terkait observasi bawah air, tim SAR gabungan telah mengetahui titik lokasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Ini penting sebagai rujukan teknis bagi KNKT dan Disnav dalam upaya salvage berikutnya,” ujar Eko Suyatno dalam kunjungannya ke Posko SAR Gilimanuk pada Minggu (13/7/2025).

Pada hari sebelumnya, Sabtu (12/7/2025), seorang nelayan lokal bernama Adi Prasetyo (40) asal Lelateng, menemukan jenazah perempuan yang mengapung di perairan dekat Pantai Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Penemuan tersebut menambah jumlah korban menjadi 48 orang, terdiri atas 30 selamat dan 18 meninggal dunia.
Letda Laut (P) I Komang Didik Wirahadi dari Posal Pengambengan menjelaskan bahwa laporan penemuan tersebut diterima oleh Tim SAR Gabungan melalui panggilan darurat Polres Jembrana sekitar pukul 10.24 WITA. Evakuasi dilakukan menggunakan perahu Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Basarnas dan berlangsung hingga jenazah dibawa ke pesisir Pebuahan pada pukul 12.30 WITA.
Hasil identifikasi awal menyebutkan bahwa jenazah mengenakan celana legging hitam, bra hitam, gelang emas di tangan kiri, serta kaos kaki hitam bermotif putih. Proses identifikasi lebih lanjut dilakukan oleh Tim DVI Polda Jawa Timur di RSUD Blambangan, Banyuwangi.
Operasi SAR ini melibatkan koordinasi antarlembaga yang solid, termasuk unsur TNI AL, Polri, Basarnas, dan institusi sipil di kedua wilayah administratif Bali dan Jawa Timur. Beberapa unit alutsista yang dikerahkan antara lain KRI Tongkol, KP Grantin, KN SAR Permadi, KN SAR Arjuna 229, serta sejumlah perahu RIB yang tersebar sesuai dengan sektor pencarian yang telah ditentukan.
Selain fokus pada upaya evakuasi, perhatian juga diarahkan pada aspek forensik dan keselamatan transportasi. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) direncanakan akan menggunakan data lokasi bangkai kapal sebagai basis dalam investigasi penyebab kecelakaan. Hal ini juga menjadi perhatian bagi Distrik Navigasi dalam konteks penanganan reruntuhan kapal di jalur pelayaran padat seperti Selat Bali.
Dalam kerangka akademik, insiden ini menyoroti pentingnya tata kelola penanganan bencana transportasi laut secara holistik, termasuk kesiapsiagaan, kapasitas alutsista SAR, koordinasi lintas daerah, serta dukungan psikososial kepada keluarga korban. Pernyataan Laksda TNI (Purn) Eko Suyatno menggarisbawahi dimensi tersebut:
“Saya ucapkan terima kasih atas integritas seluruh komponen yang telah memberikan upaya maksimal kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan. Tetap semangat dan jaga kesehatan.”
Operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya menjadi pembelajaran penting dalam dinamika keselamatan transportasi nasional, khususnya dalam menghadapi insiden laut yang melibatkan rute-rute krusial antar pulau. Temuan bangkai kapal dan korban ke-48 menunjukkan bahwa dengan kerja sama lintas sektor, penyelamatan dan pemulihan korban dapat terus dilaksanakan secara optimal. Evaluasi menyeluruh atas tragedi ini kelak akan sangat menentukan rekomendasi kebijakan keselamatan laut dan sistem mitigasi risiko bencana transportasi ke depan.
Pewarta : Jhon Sinaga

