
“Ruang wisata seperti Malioboro tidak hanya menjadi tempat konsumsi budaya, tetapi juga ruang interaksi sosial yang mencerminkan relasi kekuasaan, keamanan, dan kenyamanan kolektif.”
RI News Portal. Yogyakarta 15 Mei 2025 – Patroli berkuda oleh Unit Turangga Polisi Satwa (Polsatwa) Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di kawasan wisata Malioboro sebagai bentuk pendekatan humanis dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, tulisan ini mengeksplorasi efektivitas model patroli dialogis berbasis interaksi sosial serta implikasinya terhadap citra kepolisian dan persepsi publik di ruang wisata publik.
Dalam konteks pariwisata perkotaan, keamanan menjadi salah satu indikator penting yang memengaruhi kenyamanan dan pengalaman wisatawan. Kawasan Malioboro di Yogyakarta, sebagai ikon pariwisata nasional, menjadi ruang sosial strategis bagi aparat keamanan untuk membangun relasi positif dengan masyarakat. Salah satu inovasi yang dilakukan Polda DIY adalah pengaktifan patroli berkuda melalui Unit Turangga Polsatwa sebagai bagian dari pelayanan publik berbasis pendekatan humanis.

Patroli berkuda oleh Unit Turangga menghadirkan dua ekor kuda andalan, yakni G dan Sandokan, yang tampil dengan perlengkapan lengkap dan dikendalikan oleh personel kepolisian dengan penampilan profesional. Kehadiran ini tidak hanya memenuhi fungsi pengamanan, tetapi juga menciptakan pengalaman interaktif yang humanis dan menarik bagi wisatawan, baik domestik maupun internasional.
Model patroli ini termasuk dalam kategori patroli dialogis, yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada penyampaian pesan-pesan kamtibmas melalui interaksi langsung dengan masyarakat. Pendekatan ini mengedepankan komunikasi non-konfrontatif, yang menurut Ihsan (2025), bertujuan memperkuat kedekatan antara Polri dan warga melalui simbol-simbol kepercayaan dan keramahan.
Respons publik terhadap kegiatan ini menunjukkan penerimaan positif, di mana banyak wisatawan tidak hanya merasa lebih aman tetapi juga tertarik untuk berinteraksi dan berfoto bersama kuda patroli. Hal ini menunjukkan efektivitas metode soft policing dalam membentuk persepsi publik yang positif terhadap institusi keamanan, terutama dalam konteks wisata budaya yang sensitif terhadap nuansa sosial.
Praktik patroli berkuda di Malioboro oleh Polda DIY merupakan representasi dari pendekatan keamanan yang adaptif dan kontekstual. Melalui simbolisme hewan yang jinak namun sigap, Polri mampu mengkomunikasikan pesan keamanan dengan cara yang estetis, interaktif, dan bersahabat. Hal ini sekaligus memperkuat citra Yogyakarta sebagai daerah istimewa yang mengedepankan harmoni antara fungsi keamanan dan kenyamanan publik.
Pewarta : Lee Anoo

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal