
RI News Portal. Natuna, 25 Mei 2025 — Perum Bulog menambah stok beras dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 800 ton untuk Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, sebagai bagian dari upaya penguatan ketahanan pangan dan stabilisasi harga di wilayah perbatasan. Tambahan ini merupakan respons terhadap dinamika harga gabah nasional serta keterbatasan produksi pangan lokal di wilayah tersebut.
Pemimpin Perum Bulog Natuna, Delly Bayu Putra, mengonfirmasi bahwa 800 ton beras SPHP tersebut telah tiba sejak sepekan lalu dan kini disimpan di Gudang Bulog Ranai, Kecamatan Bunguran Timur. Dalam waktu dekat, akan menyusul tambahan 200 ton beras lagi yang dikirimkan ke Gudang Bulog Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat. Dengan demikian, total penambahan mencapai 1.000 ton, sesuai dengan permintaan yang telah diajukan pada awal tahun.

Namun demikian, penyaluran beras SPHP kepada para agen masih ditunda, menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah pusat, dalam hal ini Badan Pangan Nasional (Bapanas). Penundaan ini merupakan bagian dari kebijakan stabilisasi harga gabah petani nasional, yang mulai diberlakukan sejak Februari 2025.
“Baru masuk sekitar 800 ton, dan 200 ton dalam perjalanan. 1.000 ton ini merupakan permintaan kita pada awal tahun lalu,” jelas Delly.
Kebijakan tersebut didasari oleh kondisi harga gabah petani yang kini telah stabil di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Di sisi lain, produksi padi lokal di Natuna tergolong rendah, dan tidak mencukupi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, Bulog tidak dapat melakukan penyerapan dari petani lokal dan memilih untuk menambah pasokan dari luar daerah.
“Kita tidak melakukan penyerapan dari petani lokal, jadi harus menambah pasokan dari luar sebagai antisipasi jika nanti ada instruksi penyaluran terbaru,” tambah Delly.
Baca juga : Transformasi Ekonomi Desa: 109 Koperasi Desa Merah Putih Terbentuk di Donggala, 49 Desa Menyusul
Saat ini, total stok beras SPHP yang tersedia di dua gudang Bulog di Natuna diperkirakan mencapai 1.300 ton, mencakup stok yang telah ada sebelumnya dan tambahan yang baru tiba. Komposisi tersebut mencakup sekitar 60 ton di Gudang Ranai dan 300 ton di Gudang Sedanau, serta tambahan 1.000 ton yang masih dalam proses distribusi internal.
Berdasarkan estimasi Bulog, stok ini akan cukup untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga beras di wilayah Natuna selama lima hingga enam bulan ke depan.
Kebijakan ini mencerminkan kompleksitas dalam manajemen ketahanan pangan nasional, khususnya di wilayah kepulauan dan perbatasan seperti Natuna. Ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah menyoroti dua aspek penting:
- Minimnya produksi lokal, yang disebabkan oleh faktor geografis dan kapasitas pertanian yang terbatas.
- Dampak kebijakan nasional terhadap distribusi pangan lokal, seperti penundaan penyaluran demi menjaga harga gabah petani di wilayah lain.
Langkah antisipatif Perum Bulog untuk menambah stok menjadi krusial, mengingat wilayah Natuna memiliki tingkat akses logistik yang tidak sebaik wilayah daratan utama. Ketersediaan stok yang memadai menjadi instrumen strategis dalam mencegah gejolak harga dan memastikan kelangsungan distribusi pangan bagi masyarakat.

Kebijakan penundaan penyaluran SPHP juga menunjukkan adanya ketegangan antara kepentingan stabilisasi harga produsen (petani) dan jaminan ketersediaan pasokan bagi konsumen, terutama di wilayah-wilayah yang tidak memproduksi gabah secara signifikan.
- Diversifikasi sumber pangan lokal di Natuna perlu dipacu melalui dukungan teknologi pertanian terpadu.
- Peningkatan infrastruktur logistik pangan di wilayah perbatasan untuk mempercepat penyaluran saat stok tersedia.
- Kebijakan penyaluran SPHP ke wilayah non-produsen seperti Natuna sebaiknya diberi fleksibilitas lebih, agar tidak terlalu bergantung pada siklus harga gabah nasional.
Dengan pendekatan yang menyeluruh, pemerintah dapat memastikan bahwa upaya stabilisasi harga pangan tidak mengorbankan hak masyarakat di wilayah terpencil atas akses pangan yang terjangkau dan berkelanjutan.
Pewarta : Nandang Bramantyo

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal