
RI News Portal. Lembang 06 Juni 2025 – Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Polri kembali menegaskan urgensinya dalam penguatan kompetensi strategis perwira tinggi. Brigjen Polisi Drs. Susetio Cahyadi, M.Si., tampil sebagai Dosen Utama dalam sesi pembelajaran Program Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri Dikreg ke-65 yang berlangsung di Kelas Besar Sespimen, Lembang, Bandung, menekankan bahwa manajemen risiko bukan sekadar alat bantu, melainkan kerangka pikir yang harus menjadi bagian integral dalam kepemimpinan Polri.
Dalam kuliah strategis yang dihadiri oleh 239 peserta pendidikan, Brigjen Susetio menyampaikan bahwa setiap pengambilan keputusan oleh aparat kepolisian harus dilandasi pemahaman mendalam terhadap risiko yang mungkin timbul. “Slice and dice risiko harus dikuasai. Ini bukan jargon, tetapi inti dari manajemen risiko dalam praktik kepemimpinan operasional,” tegasnya.
Lebih jauh, Susetio mengaitkan prinsip ini dengan standar internasional ISO 31000, yang menekankan bahwa manajemen risiko bertujuan menciptakan dan melindungi nilai organisasi. “Jika tidak menciptakan dan melindungi nilai, maka manajemen risiko itu layak dipertanyakan validitasnya,” ujarnya, menegaskan bahwa pendekatan ini harus menjadi fondasi dalam setiap tindakan taktis dan strategis institusi.

Salah satu poin penting dalam kuliah tersebut adalah integrasi antara manajemen risiko dengan nilai-nilai dasar Polri. Susetio menjelaskan bahwa Tribrata dan Catur Prasetya bukan hanya dokumen normatif, melainkan juga referensi moral dan operasional dalam memahami serta mengelola risiko institusional.
“Tribrata lahir dari kalangan akademisi Polri di PTIK pada 1953, sementara Catur Prasetya merupakan manifestasi dari etika profesional Bhayangkara Negara. Keduanya membentuk lapisan hierarkis nilai yang mendukung efektivitas manajemen risiko,” terangnya.
Dengan pendekatan ini, manajemen risiko tidak hanya dibatasi pada prosedur administratif, tetapi juga ditanamkan dalam etika dan tanggung jawab sosial anggota Polri sebagai bagian dari institusi yang memikul beban strategis bangsa.
Sebagai metode praktis, Brigjen Susetio memperkenalkan pendekatan 4W (What, What consequence, What likelihood, What action) dalam menganalisis risiko. Model ini meliputi empat pertanyaan kunci:
- Apa dan bagaimana kejadian bisa terjadi
- Apa konsekuensinya
- Apa kemungkinan terjadinya di masa depan
- Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampaknya
Dengan analisis yang sistematis, menurut Susetio, personel Polri dapat membuat keputusan yang lebih adaptif terhadap dinamika sosial dan politik nasional. “Kita tidak hanya bicara tentang pencegahan kejahatan, tapi juga tentang stabilitas pemerintahan, iklim investasi, hingga pembangunan nasional,” jelasnya.
Menutup kuliah, Brigjen Susetio menegaskan bahwa dalam konteks visi Indonesia Maju, setiap pemimpin Polri harus memiliki kepekaan terhadap risiko sebagai bagian dari kemampuan strategis. Manajemen risiko bukan semata alat kontrol, tetapi kunci dalam memastikan bahwa tujuan organisasi Polri tetap sejalan dengan arah pembangunan nasional.
“Jangan pernah meremehkan risiko. Tanpa manajemen risiko yang solid, arah kebijakan bisa melenceng dan menggerus kepercayaan publik,” pungkasnya.
Kuliah ini menjadi relevan dalam konteks pendidikan kepemimpinan Polri, di mana kemampuan memahami, mengelola, dan mengantisipasi risiko merupakan kompetensi esensial. Pendekatan ISO 31000 serta integrasi dengan nilai-nilai kelembagaan menjadikan manajemen risiko bukan hanya kebutuhan operasional, melainkan pilar etis dan strategis bagi reformasi kelembagaan di sektor keamanan publik.
Pewarta : Lii

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal