
RI News Portal. DUBAI, Uni Emirat Arab 16 Juni 2025 — Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan bahwa sebanyak 224 orang telah tewas sejak serangan militer Israel dimulai pada Jumat lalu. Juru bicara kementerian, Hossein Kermanpour, menyatakan melalui media sosial bahwa 1.277 orang lainnya tengah dirawat di rumah sakit, dengan lebih dari 90 persen korban merupakan warga sipil.
Serangan udara mendadak yang dilancarkan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran telah menewaskan sejumlah jenderal tinggi serta ilmuwan nuklir, memicu kekhawatiran akan konflik berskala besar dan berkepanjangan di kawasan tersebut. Hingga kini, tidak ada tanda-tanda deeskalasi dari kedua belah pihak.
Menurut kelompok pemantau Aktivis Hak Asasi Manusia yang berbasis di Washington, setidaknya 406 orang tewas dan 654 lainnya luka-luka akibat serangan Israel, meskipun pemerintah Iran belum merilis data resmi secara keseluruhan. Iran menuduh Israel turut menyerang dua kilang minyak strategis, yang meningkatkan risiko dampak terhadap stabilitas pasar energi global.

Militer Iran pun memperingatkan warga Israel untuk menghindari wilayah-wilayah yang disebut sebagai “wilayah pendudukan”, sementara di sisi lain, militer Israel memperingatkan warga Iran agar menjauhi fasilitas produksi senjata.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengutuk keterlibatan Amerika Serikat dalam mendukung Israel dan memperingatkan bahwa jika agresi berlanjut, maka respons Iran akan lebih keras. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa bila Israel menghentikan serangannya, Iran juga siap menghentikan balasan militer.
Israel mengklaim bahwa sejak Jumat, sebanyak 14 orang tewas dan 390 lainnya terluka akibat serangan rudal Iran. Militer Israel mencatat bahwa lebih dari 270 rudal telah ditembakkan ke wilayahnya, dengan 22 rudal berhasil menembus sistem pertahanan udara berlapis.
Di beberapa kota seperti Bat Yam, Tamra, dan Rehovot, rudal menghantam bangunan-bangunan sipil, menyebabkan korban jiwa termasuk anak-anak. Sedikitnya enam orang tewas di Bat Yam, dan empat orang meninggal di Tamra, termasuk anak-anak berusia 9, 10, dan 13 tahun. Selain itu, kilang minyak di Haifa dan fasilitas riset di Weizmann Institute juga mengalami kerusakan akibat serangan rudal.
Serangan Israel menargetkan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, pangkalan militer, serta fasilitas nuklir di Teheran, Isfahan, dan Mashhad. Foto-foto dari kantor berita ISNA memperlihatkan warga sipil yang terluka parah dievakuasi dari pusat kota Teheran. Di Mashhad, Israel mengklaim telah menyerang pesawat pengisian bahan bakar militer, yang diklaim sebagai serangan terjauh yang pernah dilakukan.
Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan Isfahan mengalami kerusakan signifikan, namun belum ada peningkatan radiasi yang terdeteksi. Pihak IAEA memperingatkan bahwa kerusakan terhadap sistem kelistrikan dapat berdampak serius terhadap infrastruktur nuklir Iran.

Kepala IAEA Rafael Grossi melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa beberapa bangunan penting di Natanz telah hancur. Sementara itu, pengamat menyatakan bahwa diperlukan waktu berbulan-bulan atau lebih untuk memulihkan kedua situs nuklir tersebut.
Seorang pejabat tinggi Amerika Serikat menyebut bahwa Presiden Donald Trump sempat memveto rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, sebagai upaya mencegah eskalasi lebih jauh. Trump menyatakan bahwa AS tidak terlibat langsung dalam serangan tersebut, namun memperingatkan bahwa jika Iran membalas AS, responsnya akan luar biasa besar.
Dalam wawancara dengan Fox News, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa perubahan rezim di Iran “mungkin saja” menjadi salah satu hasil dari konflik ini. Ia juga mengklaim bahwa intelijen Israel menunjukkan niat Iran untuk memasok senjata nuklir kepada milisi Houthi di Yaman — klaim yang hingga kini belum disertai bukti publik.

Iran membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai, meskipun negara-negara Barat menyebut Iran telah memperkaya uranium hingga mendekati tingkat senjata dalam beberapa tahun terakhir. Laporan intelijen internasional menilai bahwa Iran belum mengembangkan senjata nuklir sejak 2003, namun kapasitasnya untuk memproduksi senjata dalam hitungan bulan tetap menjadi perhatian.
Konflik ini terjadi di tengah ketegangan regional yang telah meningkat tajam sejak Israel melancarkan operasi besar-besaran di Jalur Gaza untuk menumpas kelompok Hamas, sekutu Iran, pasca serangan pada 7 Oktober 2023.
Dengan stasiun metro dan masjid di Iran diubah menjadi tempat perlindungan bom, serta wilayah udara dan bandara utama Israel yang ditutup selama tiga hari, situasi saat ini menunjukkan bahwa kedua negara bersiap untuk konflik berskala penuh.
Pewarta : Setiawan S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita
Selamat pagi semua nya di manapun berada pessel hadir.