
RI News Portal. Jakarta, 23 Mei 2025 – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak seluruh komponen masyarakat, termasuk institusi pendidikan, keluarga, dan komunitas, untuk secara aktif membangun ekosistem pendidikan berbasis karakter. Seruan tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa, Warsito, dalam pernyataan resmi yang dikutip pada Jumat (23/5/2025).
Menurut Warsito, penguatan karakter dalam dunia pendidikan harus bersumber dari nilai-nilai luhur Pancasila. “Kalau ditanya apa karakter utama bangsa ini, jawabannya adalah nilai-nilai luhur yang terkandung pada Pancasila,” tegasnya. Ia menyatakan bahwa Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga sumber nilai dalam membentuk jati diri bangsa Indonesia.

Warsito juga menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pendidikan, yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Ia merujuk pada teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh Howard Gardner, terutama kecerdasan interpersonal dan intrapersonal, sebagai kerangka penting dalam membangun karakter dan religiusitas peserta didik.
Sebagai bentuk konkret dari upaya tersebut, Warsito mengajukan lima langkah strategis kepada pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk memperkuat pendidikan karakter. Kelima langkah tersebut mencakup:
- Digitalisasi Nilai (e-Karakter Jakarta): Pemanfaatan teknologi digital untuk menyebarluaskan dan menanamkan nilai-nilai karakter secara sistematis.
- Sekolah sebagai Pusat Budaya dan Kepribadian: Mengintegrasikan nilai budaya lokal dalam proses pendidikan formal.
- Pelatihan Guru sebagai “Moral Guide”: Penguatan peran guru tidak hanya sebagai pendidik akademik, tetapi juga sebagai pembimbing moral.
- Aliansi Keluarga – Sekolah – Masyarakat (Panca Sentra Nilai): Kolaborasi lintas sektor yang melibatkan rumah ibadah dan platform digital untuk menanamkan nilai secara komprehensif.
- Indeks Karakter Daerah (IKD): Pengukuran sistematis terhadap tingkat internalisasi nilai-nilai karakter di tingkat lokal.
Baca juga : Kolaborasi TNI-Polri-Kejaksaan Dinilai Lumrah, Pemerintah Tegaskan Sinergi Penegakan Hukum
Warsito menegaskan bahwa tujuan akhir pendidikan nasional adalah membentuk sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sehat secara fisik dan mental, produktif, serta memiliki karakter yang kuat dan berdaya saing global.
“Generasi masa depan Indonesia haruslah generasi yang beriman, bertakwa, dan berkarakter kuat. Inilah visi utama pembangunan manusia yang kami dorong,” ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan agenda besar Indonesia Emas 2045, yang menempatkan pembangunan karakter sebagai prasyarat utama dalam menciptakan SDM unggul dan berdaya saing di tingkat global.
Pewarta : Yudha Purnama

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal