RI News Portal. Gyeongju, Korea Selatan – Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan Korea Selatan telah mengikatkan komitmen investasi senilai sekitar 6 miliar dolar AS (setara Rp96 triliun) untuk ekspansi di sektor hilirisasi dan industri kimia Indonesia. Pengumuman ini disampaikan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025, Jumat (31/10/2025), di Hotel Lahan Select Gyeongju.
Menurut Rosan, tiga konglomerasi utama—Lotte, EcoPro, dan Posco—telah menyelesaikan atau sedang menyiapkan penanaman modal baru. “EcoPro dan Lotte telah merealisasikan investasi 4 miliar dolar AS, sementara EcoPro menyiapkan tambahan 2 miliar dolar AS untuk rantai pasok baterai kendaraan listrik,” ujarnya saat mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon.
Investasi EcoPro akan difokuskan pada pengolahan prekursor katoda berbasis nikel di kawasan industri terintegrasi, sementara Lotte menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Danantara untuk proyek petrokimia skala besar. Diskusi lanjutan dengan Posco juga membahas potensi aliansi strategis dengan PT Krakatau Steel untuk pengembangan baja ramah lingkungan.

“Langkah ini bukan sekadar penambahan kapasitas, melainkan transfer teknologi dan penciptaan nilai tambah domestik,” tegas Rosan. Ia menambahkan bahwa kepercayaan investor Korea mencerminkan efektivitas kebijakan hilirisasi yang menempatkan Indonesia sebagai hub manufaktur berteknologi tinggi di Asia Tenggara.
Di forum yang sama, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa KTT APEC 2025 menghasilkan konsensus regional untuk reformasi sistem perdagangan multilateral. “Kami mendorong perdagangan yang inklusif sekaligus memperkuat pemanfaatan kecerdasan buatan dalam rantai pasok global,” katanya usai pertemuan industri APEC pada Kamis malam (30/10/2025).
Baca juga : Indonesia-Suriah Perkuat Sanad Keilmuan dan Wakaf Produktif melalui Diplomasi Ulama
Kesepakatan tersebut mencakup komitmen bersama untuk menurunkan hambatan non-tarif dan mempercepat digitalisasi logistik. Indonesia, sebagai salah satu motor pertumbuhan kawasan, menegaskan peran strategisnya dalam mewujudkan perdagangan yang adil dan berkelanjutan.
Para analis menilai, masuknya investasi Korea Selatan akan mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Namun, tantangan integrasi tenaga kerja lokal dan penguatan infrastruktur pendukung tetap menjadi pekerjaan rumah utama pemerintah.
Pewarta : Albertus Parikesit

