
RI News Portal. Jakarta 25 Juni 2025 – Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, menarik perhatian dunia terhadap kesiapan militer global. Di tengah dinamika ini, laporan tahunan Global Firepower (GFP) 2025 dan World Directory of Modern Military Warships (WDMMW) 2025 menempatkan Indonesia pada posisi strategis dalam peta kekuatan militer dunia. Dengan skor PowerIndex 0,2557, Indonesia berada di peringkat ke-13 dunia, mengungguli Israel dan Iran. Selain itu, Indonesia mencatatkan prestasi signifikan dengan menduduki posisi ke-4 dalam kekuatan angkatan laut global. Berita ini membahas signifikansi data tersebut dalam konteks geopolitik, kapabilitas militer, dan implikasi strategisnya bagi keamanan nasional dan kawasan Indo-Pasifik.
Di tengah meningkatnya eskalasi militer antara Israel dan Iran, disusul pengumuman gencatan senjata oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (24/6/2025), sorotan global tertuju pada laporan Global Firepower (GFP) 2025. Laporan ini menunjukkan reposisi penting dalam konstelasi kekuatan militer dunia, di mana Indonesia menduduki peringkat ke-13 dengan skor PowerIndex (PwrIndx) sebesar 0,2557, berada di atas Israel (peringkat ke-15, skor 0,2661) dan Iran (peringkat ke-16, skor 0,3048).
Penilaian GFP mencakup lebih dari 60 indikator, meliputi jumlah personel aktif, persenjataan darat, kekuatan udara dan laut, kemampuan logistik, kapasitas ekonomi, serta variabel geografis. Semakin mendekati nilai 0,0000, semakin besar kapabilitas militer suatu negara. Dalam hal ini, Amerika Serikat tetap dominan dengan skor 0,0744, disusul oleh Rusia dan Tiongkok.

Di sisi lain, laporan World Directory of Modern Military Warships (WDMMW) 2025 menempatkan Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) pada peringkat ke-4 dunia dalam hal kekuatan maritim, hanya berada di bawah Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia. Indonesia memperoleh nilai TrueValueRating (TvR) sebesar 137,3, mengungguli negara-negara maju seperti Korea Selatan (TvR 122,9), Jepang (TvR 121,3), dan India (TvR 100,5).
Kementerian Pertahanan RI turut mempublikasikan capaian ini melalui akun Instagram resminya pada 24 Juni 2025, sembari menampilkan dokumentasi Upacara Pendidikan Dasar Militer (Diksarmil) bagi 600 Kadet Mahasiswa S-1 Universitas Pertahanan (Unhan RI) Cohort-6 di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, yang digelar pada 26 Mei 2025.
Peringkat yang dicapai Indonesia dalam GFP dan WDMMW mengandung implikasi strategis yang luas. Dari sudut pandang politik internasional, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia telah berhasil membangun sistem pertahanan yang relatif solid dan kredibel, dengan memperkuat aspek modernisasi alutsista (alat utama sistem senjata), diversifikasi pelatihan militer, serta penguatan industri pertahanan nasional.
Menurut pakar geopolitik dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Yudhistira Nugraha, pencapaian ini tidak hanya bersifat simbolik, melainkan mencerminkan perubahan orientasi strategis Indonesia dari kekuatan defensif pasif menuju kekuatan maritim yang proaktif dalam menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik. “Posisi ke-4 TNI AL secara global menjadi sinyal penting bahwa Indonesia mampu menjadi aktor stabilisator regional,” jelasnya.
Dalam kerangka hukum internasional, pencapaian ini juga harus dibarengi dengan komitmen terhadap prinsip-prinsip perdamaian, non-intervensi, dan diplomasi pertahanan. Di sinilah posisi Indonesia sebagai pemegang prinsip bebas aktif diuji, terutama di tengah konflik terbuka seperti yang terjadi di Timur Tengah, serta potensi gesekan di Laut Cina Selatan.
Meski prestasi militer Indonesia meningkat secara kuantitatif, tantangan dalam aspek kualitas personel, sistem komando, interoperabilitas antar matra, dan kesiapan tempur tetap menjadi pekerjaan rumah. Menurut laporan Litbang Kementerian Pertahanan, dibutuhkan sinergi lintas sektor antara pertahanan, pendidikan, dan industri untuk menciptakan ketahanan militer yang berkelanjutan.
Selanjutnya, keterlibatan Indonesia dalam operasi perdamaian dunia serta pelibatan aktif dalam forum keamanan regional seperti ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus (ADMM+) harus menjadi ajang untuk memperkuat diplomasi pertahanan. Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, kekuatan angkatan laut bukan sekadar prestise, melainkan kebutuhan vital untuk pengamanan kedaulatan teritorial dan jalur logistik nasional.
Capaian Indonesia dalam laporan GFP dan WDMMW 2025 menunjukkan arah baru dalam pembangunan kekuatan militer nasional. Di tengah instabilitas global dan meningkatnya tensi antarnegara, kehadiran Indonesia sebagai kekuatan militer yang diperhitungkan secara global harus disertai dengan visi geopolitik yang matang dan etika pertahanan yang menjunjung perdamaian. Tantangan ke depan adalah bagaimana memanfaatkan kekuatan ini untuk memperkuat posisi strategis Indonesia dalam diplomasi global tanpa tergelincir dalam rivalitas blok militer.
Referensi:
- Global Firepower Index 2025, www.globalfirepower.com
- World Directory of Modern Military Warships 2025, www.wdmmw.org
- Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Instagram @kemhanri
- Wawancara dengan Dr. Yudhistira Nugraha, UGM, 24 Juni 2025
- Litbang Kemhan RI, Laporan Strategis Pertahanan 2024–2025
Pewarata : Yudha Purnama

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita