
RI News Portal. Merauke, Papua Selatan — Libertine Mandala Putri, dokter umum di Puskesmas Bupul, Kabupaten Merauke, menyuarakan harapan agar Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) tidak terputus. Menurutnya, program ini telah terbukti memberikan dampak signifikan terhadap akses layanan kesehatan masyarakat di Distrik Elikobel, salah satu wilayah pelosok di Papua Selatan.
“Saya berharap CKG ini tidak terputus karena ini sangat membantu warga di Distrik Elikobel yang selama ini kesulitan biaya untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang lebih lengkap,” ujar Libertine di sela pelayanan kesehatan di Puskesmas Bupul, Sabtu (12/7/2025).
Distrik Elikobel mencakup 12 kampung terpencil, dengan infrastruktur terbatas dan akses pelayanan kesehatan yang menantang. Dalam konteks geografis ini, program CKG memiliki makna strategis sebagai bentuk realisasi dari right to health (hak atas kesehatan), yang dijamin dalam Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 dan diperkuat melalui UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Program CKG, yang diselenggarakan sejak 11 Februari hingga 7 Juli 2025, telah menjangkau 764 orang atau sekitar 21,2 persen dari populasi di 12 kampung di Elikobel. Pelayanan dilakukan secara mobile oleh tim medis dari Puskesmas Bupul, yang menjangkau kampung-kampung dengan berjalan kaki maupun kendaraan darurat. Model pelayanan ini memberikan solusi terhadap masalah aksesibilitas, terutama bagi warga yang harus menempuh jarak hingga 50 kilometer untuk mencapai fasilitas kesehatan.
“Selama ini, sebagian besar warga tidak mendatangi puskesmas untuk memeriksa kesehatan mereka karena kesulitan biaya. Bagaimana mau keluarkan biaya untuk kendaraan kalau untuk makan sehari-hari saja masih banyak yang kesulitan,” jelas Libertine.
Model layanan CKG di Elikobel juga memanfaatkan pendekatan jemput bola, di mana tim medis mendatangi langsung rumah warga yang memiliki keterbatasan mobilitas. Selain itu, pelaksanaan posyandu di kampung menjadi titik strategis pelayanan karena dapat diakses dengan berjalan kaki oleh warga.
Libertine menegaskan pentingnya kontinuitas program CKG. Ia bahkan mengusulkan agar pelaksanaannya dilakukan secara berkala minimal dua kali setahun agar deteksi dini penyakit bisa lebih optimal.
“Kalau bisa program ini tidak setahun sekali, tapi enam bulan sekali juga tidak apa-apa. Semakin sering pemeriksaan dilakukan, semakin cepat pula warga bisa ditangani jika ada masalah kesehatan,” ucapnya.
Secara epidemiologis, deteksi dini merupakan strategi penting dalam pengendalian penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit infeksi yang lazim di daerah dengan sanitasi dan gizi yang kurang memadai. Keterlambatan diagnosis di wilayah terpencil menjadi masalah klasik yang berdampak pada angka kesakitan dan kematian yang lebih tinggi dibanding daerah dengan akses fasilitas kesehatan memadai.
Apa yang terjadi di Elikobel mencerminkan problem struktural dalam sistem pelayanan kesehatan nasional, yakni kesenjangan antara pusat dan pinggiran. Implementasi program seperti CKG menjadi intervensi afirmatif yang perlu dilanjutkan dan diintegrasikan ke dalam kebijakan jangka panjang pemerintah pusat maupun daerah. Hal ini sejalan dengan misi RPJMN 2020–2024 yang menargetkan penguatan layanan kesehatan primer berbasis komunitas, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Secara akademis, pendekatan ini juga mendukung model pelayanan community-based health, yang menempatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen kunci. Keterlibatan warga Elikobel yang antusias dalam menyambut layanan CKG menunjukkan bahwa kebutuhan layanan kesehatan di wilayah marginal sangat tinggi dan belum sepenuhnya terpenuhi oleh sistem layanan reguler.
Keberhasilan CKG di Elikobel adalah contoh nyata bagaimana program sederhana namun terstruktur dapat memberikan dampak luas dalam mendorong keadilan sosial di bidang kesehatan. Ke depan, keberlanjutan dan penguatan kapasitas program seperti ini perlu menjadi perhatian serius pembuat kebijakan, agar masyarakat di ujung timur Indonesia tidak terus-menerus berada dalam ketimpangan layanan dasar.
Pewarta : Vie

