
RI News Portal. Lampung Timur 27 Juni 2025 — Desa Sukadana Baru, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur, menggelar kegiatan ruwat desa yang dirangkai dengan Festival Lada pada Kamis (26/6/2025). Agenda ini tidak hanya merepresentasikan pelestarian budaya lokal, tetapi juga menjadi instrumen strategis dalam memperkuat potensi ekonomi berbasis komoditas lada hitam.
Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, melalui pemukulan gong serta pelepasan burung perkutut sebagai simbol dimulainya rangkaian kegiatan. Seusai prosesi pembukaan, bupati bersama jajaran meninjau langsung rumah produksi gula merah, lokasi penyemaian bibit lada, serta peralatan perontok lada milik warga.
Ketua Panitia Festival, Agus Slamet Susanto, menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki fungsi ganda: sebagai ekspresi rasa syukur masyarakat atas hasil bumi sekaligus sebagai upaya mengangkat kembali kejayaan lada hitam Sukadana Baru. “Festival ini juga memperkuat eksistensi UMKM yang bergerak di bidang olahan lada,” ujarnya.

Dari perspektif sejarah agrikultur lokal, Kepala Desa Sukadana Baru, Edi Kurnianto, menyampaikan bahwa budidaya lada hitam di Dusun Gerem Pawiki sudah berjalan sejak tahun 2003 dan hingga kini menjadi sumber penghidupan utama bagi sebagian besar warga. Bahkan, desa ini sempat memperoleh sertifikat sebagai penyumbang devisa negara melalui ekspor lada hitam.
“Kami juga berinovasi mengembangkan produk kuliner turunan berbahan lada, seperti kopi lada, agar nilai tambahnya meningkat,” jelas Edi. Namun, ia menyoroti tantangan signifikan di sektor pemasaran produk, terutama dalam hal perluasan akses distribusi dan promosi, sehingga diharapkan pemerintah kabupaten dapat memberikan dukungan yang lebih optimal.
Data yang dipaparkan Bupati Ela menunjukkan potensi agrikultur lada di wilayah tersebut tergolong besar. Tercatat sekitar 5.000 hektare lahan lada di kawasan Sukadana Baru, dengan total produksi mencapai 1.138 ton lada hitam kering siap jual per tahun. “Jangan sampai luas lahan ini berkurang, kalau bisa justru ditambah,” tegas Ela.
Lebih jauh, Bupati Ela mendorong keterlibatan lintas sektor, mulai dari Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, hingga Dinas Pariwisata, untuk bersinergi mendampingi petani lada dalam proses budidaya, pengolahan, hingga pemasaran. Menurutnya, kolaborasi multi-pihak merupakan kunci keberlanjutan ekonomi berbasis komoditas strategis seperti lada.
Ela juga mengungkapkan rencana alokasi anggaran melalui APBD Perubahan guna menyediakan pelatihan bagi UMKM dan koperasi lokal terkait strategi pemasaran dan peningkatan kualitas produk olahan lada. Bahkan, ia menyuarakan pentingnya mempertahankan kedaulatan pengelolaan lada di tangan masyarakat Sukadana Baru, mulai dari pembibitan hingga produksi.
“Kalau bisa, semua prosesnya dimonopoli oleh warga setempat, termasuk penjualan bibit ke luar kecamatan,” tambahnya.
Festival Lada dan Ruwat Desa tahun ini turut menghadirkan pameran hasil tani, lomba kuliner berbahan lada, serta pertunjukan seni tradisional. Masyarakat pun menyambut antusias rangkaian kegiatan tersebut sebagai manifestasi sinergi antara pelestarian budaya, penguatan sektor pertanian, dan pembangunan ekonomi kerakyatan.
Pewarta : Lii
