
RI News Portal. Washington, 14 Juni 2025 — Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan komunikasi langsung melalui sambungan telepon dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di tengah meningkatnya ketegangan militer antara Israel dan Iran. Panggilan tersebut berlangsung pada Jumat waktu setempat, menyusul serangan balasan Iran atas serangan besar-besaran yang dilancarkan Israel terhadap fasilitas rudal balistik dan nuklir di wilayah Iran.
Seorang pejabat Gedung Putih membenarkan bahwa percakapan tersebut telah berlangsung, meski tidak mengungkapkan detail isi pembicaraan. Sumber-sumber diplomatik internasional memperkirakan bahwa komunikasi itu bertujuan meredakan eskalasi konflik yang berpotensi menimbulkan instabilitas regional lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Menurut laporan dari Magen David Adom, layanan darurat Israel, setidaknya tujuh warga terluka akibat serangan rudal balistik yang diluncurkan Iran pada Jumat malam. Serangan ini merupakan respons langsung atas serangan udara Israel yang terjadi Jumat dini hari, di mana pasukan Israel menghantam beberapa fasilitas strategis milik Iran, termasuk lokasi pengembangan nuklir dan rudal, serta menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer dan ilmuwan pertahanan Iran.

Iran kemudian mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan tekad untuk memberikan “balasan keras” terhadap tindakan yang mereka sebut sebagai “agresi terang-terangan” oleh Israel. Beberapa jam kemudian, sirene peringatan dan sistem pertahanan udara aktif di berbagai wilayah Israel sebagai tanggapan terhadap rentetan rudal yang ditembakkan dari wilayah Iran. Surat kabar Haaretz melaporkan bahwa sedikitnya 40 warga Israel mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Sementara itu, data dari sumber medis di Iran menunjukkan bahwa serangan udara Israel mengakibatkan setidaknya 104 korban jiwa dan 376 orang luka-luka. Sebagian besar korban berasal dari kawasan militer dan ilmiah yang menjadi target serangan. Pemerintah Iran menuduh Israel melanggar prinsip-prinsip hukum internasional dengan menyerang infrastruktur strategis yang berkaitan dengan pembangunan energi nuklir sipil.
Secara hukum internasional, tindakan militer Israel dapat diperdebatkan dalam kerangka doktrin preemptive strike (serangan pendahuluan), namun keabsahan moral dan yuridisnya menjadi problematis karena belum adanya bukti konkret tentang ancaman langsung dari Iran yang bersifat imminent. Di sisi lain, respons Iran juga dapat dilihat sebagai bentuk retaliation atau pembalasan proporsional, meskipun penggunaan rudal balistik terhadap wilayah sipil juga dapat melanggar prinsip-prinsip distinction dan proportionality dalam Hukum Humaniter Internasional (HHI).
Keterlibatan Presiden Donald Trump dalam komunikasi krisis ini menandai lanjutan dari kebijakan luar negeri AS yang cenderung pro-Israel. Namun, dalam konteks ini, peran diplomatik AS menjadi sangat krusial untuk mencegah perluasan konflik bersenjata antarnegara yang berpotensi menyeret kawasan ke dalam perang terbuka yang lebih besar.
Para pengamat hubungan internasional mencatat bahwa situasi ini merupakan ujian besar bagi sistem keamanan kolektif global, mengingat belum adanya respons terkoordinasi dari PBB, Liga Arab, maupun negara-negara besar lainnya. Jika konflik tidak segera diredam, ancaman terhadap stabilitas geopolitik regional—termasuk kelangsungan jalur energi internasional di Selat Hormuz—akan semakin meningkat.
Pewarta : Setiawan S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita