
RI News Portal. Mataram 08 Juni 2025 — Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa ekonomi syariah memiliki potensi besar sebagai pengungkit pertumbuhan industri fesyen dan pariwisata di Indonesia, khususnya di kawasan timur seperti NTB. Dalam pernyataannya di Mataram, Minggu (8/6), Iqbal menyampaikan keyakinannya bahwa keberagaman kultur Indonesia, yang mencakup lebih dari 300 kebudayaan lokal, dapat mendorong lompatan besar dalam industri kreatif yang berbasis nilai-nilai Islam.
“Dengan kurang lebih 300 kultur yang ada di Indonesia, saya yakin di industri fesyen terutama kita pasti bisa membuat lompatan besar,” ujar Iqbal.
Iqbal, yang juga merupakan mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki, menyampaikan bahwa produk wastra dari NTB telah tampil dalam berbagai forum internasional, menjadi representasi kekayaan budaya dan nilai-nilai syariah Indonesia di tingkat global. Ia mencatat bahwa nilai ekonomi syariah global diproyeksikan mencapai USD 4 triliun, dengan lebih dari 70% pembiayaan mengalir ke sektor keuangan, sementara sisanya berpotensi dikembangkan dalam sektor non-keuangan seperti fesyen dan pariwisata.
Dalam konteks lokal NTB, Gubernur Iqbal menekankan pentingnya pelestarian dan pengembangan warisan budaya tenun ikat sebagai bagian integral dari industri halal. Salah satu contoh konkret adalah motif Subahnale dari Desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah. Motif yang telah mendapatkan pengakuan hak kekayaan intelektual ini bukan hanya memiliki nilai estetika tinggi, tetapi juga menyimpan nilai spiritual yang kental.

Motif Subahnale berasal dari kata “Subhanallah,” dan dalam dialek lokal Suku Sasak diucapkan “Subahnale.” Proses pembuatannya dikenal sangat rumit dan memerlukan kesabaran serta ketekunan tinggi dari para penenun. Tradisi menyebut nama Tuhan setelah menyelesaikan tenunan menjadi simbol spiritual yang memperkuat karakter produk sebagai bagian dari ekonomi syariah.
Lebih lanjut, Gubernur Iqbal menekankan pentingnya menjadikan industri pariwisata NTB sebagai bagian dari ekosistem halal global. NTB, yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia timur, memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pariwisata ramah Muslim (Muslim-friendly tourism). Melalui integrasi antara budaya lokal, produk halal, dan layanan berbasis nilai-nilai Islam, NTB diharapkan mampu menarik wisatawan dari negara-negara berpenduduk Muslim besar, seperti Malaysia, Timur Tengah, dan Asia Selatan.
Pernyataan Gubernur Iqbal mencerminkan arah pembangunan ekonomi daerah yang bertumpu pada nilai budaya lokal dan prinsip ekonomi Islam. Dalam kerangka kebijakan publik, hal ini menuntut sinergi antara pemerintah daerah, pelaku industri kreatif, lembaga keuangan syariah, serta akademisi dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi syariah.
NTB dapat mengambil posisi strategis sebagai model pengembangan ekonomi daerah berbasis budaya dan nilai religius, sejalan dengan tren global ekonomi halal. Penguatan kapasitas sumber daya manusia, fasilitasi pembiayaan mikro syariah, serta promosi warisan budaya dalam platform digital menjadi prasyarat penting menuju keberhasilan agenda tersebut.
Pewarta : Vie

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita