Skip to content
02/07/2025
  • Facebook
  • Youtube
  • Instagram
RI NEWS

RI NEWS

PORTAL BERITA INDONESIA

baner iklan
Primary Menu
  • Beranda
  • Internasional
  • Nasional
    • IstanaBerita seputar Istana
    • PemerintahanBerita seputar Pemerintahan
    • Parlemen
  • Regional
    • DKI JakartaBerita seputar DKI Jakarta
    • Jawa BaratBerita seputar Jawa Barat
    • Jawa TengahBerita seputar Jawa Tangah
    • Jawa TimurBerita seputar Jawa Timur
    • BaliBerita Seputar Bali
    • Nusa TenggaraBerita seputar Nusa Tenggara
    • SumateraBerita seputar Sumatera
    • KalimantanBerita seputar Kalimantan
    • SulawesiBerita seputar Sulawesi
    • PapuaBerita seputar Papua
  • Hiburan
  • Budaya
  • Buser Berita
    • TNI/PolriBerita seputar TNI dan Polri
    • KPKBerita seputar KPK
    • Hukum/PolitikBerita seputar Hukum
  • Olah Raga
  • Redaksi
  • Privacy Policy
Live
  • Home
  • World
  • Desakan Kode Etik Laut China Selatan: Seruan Presiden Marcos Jr. dan Tantangan Kolektif ASEAN

Desakan Kode Etik Laut China Selatan: Seruan Presiden Marcos Jr. dan Tantangan Kolektif ASEAN

Jurnalis RI News Portal Posted on 1 bulan ago 3 min read
Desakan Kode Etik Laut China Selatan
Silahkan bagikan ke media anda ...

RI News Portal. Kuala Lumpur, 27 Mei 2025 – Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menyerukan penetapan segera kode etik kawasan di Laut China Selatan (LCS) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-46 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Seruan tersebut menjadi penegasan atas urgensi kolektif ASEAN dalam menghadapi ketegangan geopolitik yang terus meningkat di kawasan strategis tersebut.

Dalam pernyataan resminya, Marcos menekankan pentingnya “langkah konkret dan kerja sama regional yang lebih erat” guna mencegah salah perhitungan strategis yang dapat berujung pada konflik terbuka. Seruan ini tidak sekadar menyuarakan kepentingan nasional Filipina, tetapi mencerminkan kekhawatiran mendalam negara-negara Asia Tenggara terhadap eskalasi militerisasi dan klaim sepihak Tiongkok atas hampir seluruh wilayah Laut China Selatan.

Upaya ASEAN dan Tiongkok untuk menyepakati Code of Conduct (CoC) di LCS telah berlangsung lebih dari dua dekade, sejak dimulainya negosiasi pada 2002. Namun, hingga kini tidak ada konsensus final yang tercapai. Hambatan utama adalah tumpang tindih klaim teritorial serta perbedaan kepentingan nasional antarnegara anggota ASEAN. Selain itu, ketegangan diperparah oleh agresivitas Tiongkok yang menolak keputusan arbitrase internasional tahun 2016 yang memenangkan Filipina.

Putusan Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) di Den Haag menyatakan bahwa klaim historis Tiongkok atas sembilan garis putus-putus (nine-dash line) tidak memiliki dasar hukum dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Namun, Tiongkok secara terbuka menolak putusan tersebut, menciptakan ketegangan hukum dan diplomatik yang belum terselesaikan hingga kini.

Selama ini, ASEAN mengedepankan prinsip non-intervensi dan konsensus sebagai fondasi relasi regional. Namun, pendekatan ini kian dipertanyakan efektivitasnya di tengah meningkatnya tantangan geopolitik. Para pengamat menganggap netralitas ASEAN justru dimanfaatkan oleh aktor besar seperti Tiongkok untuk memperkuat hegemoni regional tanpa perlawanan berarti.

Desakan Marcos agar ASEAN bersatu dan bersikap tegas merupakan refleksi dari kebutuhan akan pendekatan yang lebih strategis dan berani. Seruan tersebut bukan hanya menyoal hak maritim Filipina, tetapi juga mengangkat isu integritas hukum internasional, stabilitas regional, dan kedaulatan kolektif ASEAN.

Baca juga : Program Tamasya Permudah Ibu Pekerja dan Dukung Investasi SDM Sejak Dini

Secara akademis, konflik Laut China Selatan menyentuh irisan antara hukum internasional, politik keamanan, dan hubungan antarnegara di Asia Tenggara. Kegagalan mencapai CoC mencerminkan lemahnya mekanisme regional dalam menyikapi konfrontasi besar yang bersifat asimetris. Ketidakseimbangan antara kekuatan negara besar seperti Tiongkok dan negara-negara anggota ASEAN menuntut solidaritas regional yang lebih substansial.

Langkah yang diusulkan Marcos Jr. untuk mempercepat pembentukan kode etik harus dilihat sebagai momentum kritis dalam diplomasi multilateral ASEAN. Penyusunan CoC yang mengikat secara hukum (legally binding) akan menjadi tonggak penting dalam menjaga kebebasan navigasi, penyelesaian sengketa damai, serta perlindungan sumber daya laut yang vital bagi ekonomi kawasan.

ASEAN sebagai organisasi kawasan yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar, dihadapkan pada ujian penting dalam menentukan masa depan stabilitas dan tata kelola maritim regional. Seruan Marcos Jr. di KTT ke-46 ini seharusnya tidak hanya menjadi retorika diplomatik, melainkan awal dari konsolidasi kepentingan kolektif ASEAN dalam menghadapi tekanan eksternal yang semakin kompleks.

Pewarta : Setiawan S.TH

Baca Berita lain >>>>>>>>>>>
#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal

Silahkan bagikan ke media anda ...

Continue Reading

Previous: Program Tamasya Permudah Ibu Pekerja dan Dukung Investasi SDM Sejak Dini
Next: KWRI Lampung Rayakan HUT ke-27: Momentum Refleksi, Konsolidasi Pers, dan Penguatan Peran Strategis dalam Pembangunan Daerah

Related Stories

Rusia Klaim Kuasai Seluruh Wilayah Luhansk
2 min read

Rusia Klaim Kuasai Seluruh Wilayah Luhansk, Ukraina Perkuat Upaya Pertahanan

Jurnalis RI News Portal Posted on 4 jam ago
Mahkamah Konstitusi Thailand Skors Paetongtarn Shinawatra
3 min read

Mahkamah Konstitusi Thailand Skors Paetongtarn Shinawatra, Dinasti Politik Shinawatra di Ujung Tanduk

Jurnalis RI News Portal Posted on 4 jam ago
Iran Akui Kerusakan Serius Akibat Serangan AS-Israel
2 min read

Iran Akui Kerusakan Serius Akibat Serangan AS-Israel, Peluang Dialog dengan Washington Masih Terbuka

Jurnalis RI News Portal Posted on 5 jam ago
#Advestaiment RI_News
#Iklan RI_News
#Iklan RI_News
#Iklan RI_News

Recent Posts

  • BTS Umumkan Comeback pada 2026 dengan Album Baru dan Tur Dunia
  • Movie Review: “Jurassic World Rebirth” Napas Baru Sang Dinosaurus, Aksi Seru di Pulau Terlantar
  • Rusia Klaim Kuasai Seluruh Wilayah Luhansk, Ukraina Perkuat Upaya Pertahanan
  • Mahkamah Konstitusi Thailand Skors Paetongtarn Shinawatra, Dinasti Politik Shinawatra di Ujung Tanduk
  • Iran Akui Kerusakan Serius Akibat Serangan AS-Israel, Peluang Dialog dengan Washington Masih Terbuka

Komentar

  1. Sami.s mengenai MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Lokal Mulai 2029, Akhiri “Perimpitan” Tahapan Demokrasi
  2. Sami.s mengenai Beijing Serukan AS Berhenti Sebarkan Persepsi Menyesatkan tentang China
  3. Sugeng Rudianto mengenai Kirab Gunungan Apem Desa Tanggulangin: Tradisi Religius dan Strategi Penguatan Destinasi Wisata Berbasis Budaya Lokal
  4. Tukino gaul gaul mengenai Desa Slogoretno Masuk 15 Besar Nasional: Model Inovasi Digitalisasi Desa dari Wonogiri
  5. Sami.s mengenai CBI SME Bureau Diresmikan: Langkah Strategis Meningkatkan Inklusi Pembiayaan UMKM Melalui Skema B2B Berbasis Data

Arsip

  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Mei 2024

Berita Video

Berita video mengungkap fakta dengan visual live dan streaming.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu meninjau langsung tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Minggu (7/6), menyusul protes masyarakat setempat. Pemerintah memutuskan menghentikan sementara aktivitas tambang sambil menunggu evaluasi menyeluruh dari Kementerian ESDM.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Sabtu (7/6), menyebut Uni Eropa telah menyepakati pemberian level playing field untuk produk ekspor perikanan Indonesia. Dengan demikian, produk perikanan RI mendapatkan perlakuan yang setara dengan negara-negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina.

Cara Instal Aplikasi RI News Portal di HP kalian ; Download file Zip apk RI News Portal, simpan dan ekstrak file Zip. Kemudian instal ..... enjoy RI News Portal sudah di HP Kalian.

Aplikasi RI News PortalUnduh
Aplikasi RI News PortalUnduh

RI NEWS-Media Portal Berita Republik Indonesia-Menyajikan informasi peristiwa yang teraktual dan terpercaya-Virnanda Creator Production adalah media pemberitaan yang berdedikasi tinggi untuk menyampaikan informasi berkualitas kepada masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjadi sumber informasi dunia yang akurat, cepat, dan terpercaya. Kami percaya bahwa informasi yang baik dapat mencerdaskan umat manusia dan menjaga kedamaian dunia. Oleh karena itu, kami berupaya menciptakan dunia yang terbebas dari pertikaian dan permusuhan.

Pos-pos Terbaru

  • BTS Umumkan Comeback pada 2026 dengan Album Baru dan Tur Dunia
  • Movie Review: “Jurassic World Rebirth” Napas Baru Sang Dinosaurus, Aksi Seru di Pulau Terlantar
  • Rusia Klaim Kuasai Seluruh Wilayah Luhansk, Ukraina Perkuat Upaya Pertahanan
  • Mahkamah Konstitusi Thailand Skors Paetongtarn Shinawatra, Dinasti Politik Shinawatra di Ujung Tanduk
  • Iran Akui Kerusakan Serius Akibat Serangan AS-Israel, Peluang Dialog dengan Washington Masih Terbuka
Copyright © RI News Production | Editor IT by Setiawan Wibisono | PT. VIRNANDA CREATOR PRODUCTIONS.