
RI News Portal. Jakarta, 11 Juni 2025 — Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, menegaskan pentingnya peran desa dalam mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Dalam forum sharing knowledge bertajuk Desa Berketahanan Pangan dan Iklim, Yandri menekankan bahwa desa-desa harus mengambil inisiatif untuk memperkuat ketahanan pangan lokal sebagai fondasi bagi keberlanjutan program MBG.
“Melalui gerakan menanam, kita menyambut program Bapak Presiden Prabowo. Kebutuhan bahan baku sangat besar setiap harinya. Kemarin di Yogyakarta saya meresmikan 15 dapur MBG milik BUMDes,” ujar Yandri dalam sambutannya di Jakarta, Selasa (10/6/2025).
Ia menyebut bahwa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi ujung tombak operasional MBG telah menjangkau 26 provinsi dengan 190 titik pelayanan, dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Namun, keluhan mulai muncul terkait ketersediaan bahan baku pangan. “Ke Unesa (Universitas Negeri Surabaya), mereka punya empat dapur dan sudah mulai kesulitan bahan baku. Kenapa? Karena belum ada gerakan menanam secara masif di desa-desa,” jelasnya.

Pernyataan Yandri mencerminkan urgensi untuk memandang ketahanan pangan desa bukan sekadar isu produksi, melainkan bagian dari infrastruktur sosial yang menopang program-program negara di sektor gizi, kesehatan, dan pendidikan. Konsep ini sejalan dengan teori pembangunan berkelanjutan yang menekankan pentingnya pembangunan berbasis lokal dan partisipatif. Ketahanan pangan desa juga erat kaitannya dengan ketahanan iklim, mengingat fluktuasi cuaca dan degradasi lahan semakin mengancam produktivitas pertanian lokal.
Yandri mengapresiasi sejumlah desa yang telah menunjukkan kemajuan dalam pengelolaan sumber daya pangan secara mandiri dan berkelanjutan. Ia menyarankan agar desa-desa yang masih tertinggal meniru praktik baik dari desa-desa inspiratif tersebut. “Kita akan butuh tomat yang banyak, cabai yang banyak, telur, ikan, dan daging ayam dalam jumlah besar. Kalau nanti sampai 30 ribu dapur, semua itu harus datang dari desa,” ujarnya.
Program MBG yang bersifat nasional ini dapat menjadi momentum politik penting untuk memperkuat sistem pangan berbasis desa. Namun, hal ini juga membuka pertanyaan mendasar dalam kajian kebijakan: apakah desa-desa telah memiliki kapasitas produksi yang memadai, baik dari segi infrastruktur, teknologi pertanian, maupun rantai distribusi?
Baca juga : Penguatan Karakter Pemuda Melalui Olahraga: Turnamen Futsal Pelajar Se-Kabupaten Lampung Timur 2025
Lebih jauh, diperlukan integrasi antara program MBG dan kebijakan pengembangan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) agar potensi desa tidak hanya menjadi pemasok bahan baku, tetapi juga aktor ekonomi yang mendapatkan nilai tambah. Model kemitraan antara BUMDes dan SPPG dapat dikembangkan sebagai bagian dari ekosistem pangan nasional yang berbasis kerakyatan.
Pernyataan Mendes PDT Yandri Susanto menegaskan bahwa keberhasilan program MBG tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pusat, tetapi sangat bergantung pada mobilisasi sumber daya dan partisipasi aktif desa. Dengan demikian, pendekatan intersektoral yang melibatkan kementerian desa, pertanian, kesehatan, dan pendidikan menjadi mutlak diperlukan. Pemerintah daerah juga harus memainkan peran koordinatif dalam menyusun peta jalan ketahanan pangan desa yang berbasis potensi lokal.
Secara akademis, fenomena ini menandai transisi dari model pembangunan yang top-down menuju model yang lebih partisipatif dan bottom-up, dengan desa sebagai pusat gravitasi pembangunan berkelanjutan.
Pewarta : Yudha Purnama

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita