
RI News Portal. Ngawi 16 Juli 2025 – Pemerintah Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, berhasil masuk dalam enam besar nominasi lomba Perpustakaan Desa tingkat Kabupaten Ngawi. Kompetisi ini diikuti oleh 22 desa dan kelurahan yang menjadi peserta aktif dalam pengelolaan perpustakaan berbasis masyarakat.
Proses penilaian dilakukan secara langsung oleh tim juri gabungan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinperpusip) Kabupaten Ngawi bersama perwakilan Provinsi Jawa Timur pada Selasa (15/7). Kegiatan ini tidak sekadar bersifat kompetitif, tetapi juga mengandung dimensi pembinaan dan evaluasi kinerja pengelolaan perpustakaan desa.
Sekretaris Desa Gemarang, Kamdan Rohim, menyatakan bahwa tujuan utama lomba adalah mendorong pengembangan perpustakaan agar lebih aktif dan bermanfaat bagi masyarakat desa. “Lomba ini bukan sekadar penilaian, tetapi juga pembinaan agar perpustakaan berfungsi sebagai pusat literasi dan pemberdayaan warga,” ujarnya.

Sebagai wujud inovasi, Perpustakaan Desa Gemarang telah menghadirkan program perpustakaan keliling yang terintegrasi dengan kegiatan posyandu, sehingga akses literasi dapat menjangkau kelompok ibu dan anak. Selain itu, perpustakaan juga difungsikan sebagai ruang pelatihan peningkatan kapasitas kader dan forum kolaborasi dengan kelompok masyarakat setempat.
Kamdan menekankan pentingnya keberlanjutan inovasi pascalomba. “Ke depan, perlu ditambah program unggulan yang mampu menarik minat baca dan meningkatkan partisipasi masyarakat,” pungkasnya.
Dari perspektif akademis, inisiatif pengembangan perpustakaan desa di Gemarang mencerminkan implementasi teori modal sosial (Putnam, 1993) yang menekankan pentingnya jejaring sosial dan kepercayaan dalam membangun komunitas literasi. Perpustakaan desa bukan hanya sarana membaca, tetapi juga ruang sosial pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kegiatan, mulai dari edukasi kesehatan hingga pelatihan keterampilan.
Baca juga : Gubernur Jatim Dorong Iklim Investasi Inklusif dan Berkelanjutan: Strategi, Tantangan, dan Dampak Ekonomi
Lebih jauh, program seperti perpustakaan keliling pada posyandu menunjukkan pendekatan inovasi pelayanan publik yang bersifat inklusif, sesuai dengan prinsip Good Governance dalam pengelolaan sumber daya desa (World Bank, 1992). Upaya ini relevan dengan target SDGs poin 4 tentang pendidikan berkualitas dan SDGs poin 11 mengenai pembangunan komunitas berkelanjutan.
Jika keberhasilan ini dapat direplikasi, maka Gemarang berpotensi menjadi model perpustakaan berbasis masyarakat yang adaptif terhadap perubahan sosial, sekaligus memperkuat budaya literasi di pedesaan.
Pewarta : Wisnu
