
RI News Portal. Denpasar, Bali 08 Juni 2025 – Pemerintah Kota Denpasar menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap pelestarian seni dan budaya lokal dengan menganggarkan dana sebesar Rp3,5 miliar untuk partisipasi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 tahun 2025. Dana tersebut dialokasikan untuk mendukung keterlibatan penuh Denpasar dalam seluruh 21 materi kegiatan PKB yang mencakup empat kategori utama: peed aya (pawai), utsawa (parade), rekasadana (pagelaran), dan wimbakara (lomba).
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, menjelaskan bahwa seluruh pendanaan disiapkan secara mandiri tanpa dukungan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Pemerintah Provinsi Bali. “Sejak 2024, Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Gianyar tidak lagi memperoleh BKK untuk pelaksanaan PKB. Kendati demikian, partisipasi tetap dilaksanakan secara maksimal,” ungkap Raka, Senin (3/6).
Pada sesi pembukaan atau peed aya, Denpasar akan menampilkan identitas khas Desa Adat Kesiman. Repertoar budaya yang diangkat meliputi tradisi ngarebong, ngurek, baris poleng, dan barong, yang ditampilkan dari sisi profan untuk menjaga kesakralan adat dan ritualnya.
“Representasi tradisi akan disesuaikan agar dapat dinikmati dalam konteks publik dan edukatif tanpa mengurangi esensi simboliknya,” terang Raka. Untuk keperluan ini, Pemkot mengalokasikan dana khusus sebesar Rp400 juta.

Dalam segmen utsawa, Denpasar menampilkan parade Gong Kebyar Dewasa oleh Sekaa Gong Andana Sidhi Gurnita dari Desa Adat Sidakarya, serta parade Gong Kebyar Wanita, Anak-anak, Joged Bumbung, hingga drama gong, janger, wayang kulit, dan palegongan. Keterlibatan Tim Penggerak PKK Denpasar dalam parade busana adat juga mencerminkan pendekatan inklusif dalam pelestarian budaya.
Sementara dalam rekasadana, disajikan pertunjukan Gamelan Semarandana oleh Sanggar Linggar Prakerti, kesenian Gambuh oleh paguyuban seniman Denpasar, hingga pertunjukan topeng Gases Balo dari Banjar Lantang Bejuh, Sesetan. Segmentasi ini menunjukkan dinamika lintas generasi dan lintas disiplin dalam tubuh kesenian tradisional Bali.
Segmen wimbakara atau lomba menjadi prioritas strategis. Beberapa lomba yang diikuti antara lain Baleganjur oleh Sekaa Gong Gita Jaya Semara, Gender Wayang oleh Sekaa Gender Wayang Br. Sumuh, hingga lomba Masatua Bali dan Lomba Lukis. Secara keseluruhan, terdapat 1.600 orang yang dilibatkan, terdiri atas seniman, penabuh, penari, konsultan, serta pembina seni.
“Fokus kami tahun ini adalah memperbaiki capaian di lomba-lomba yang belum maksimal tahun lalu, seperti baleganjur, barong ket, taman penasar, dan magender wayang. Target kami jelas, dari juara II menjadi juara I,” papar Raka.
Salah satu strategi penting yang diterapkan Pemkot adalah pemberdayaan sekaa-sekaa seni yang berbasis di banjar. Hal ini tidak hanya menunjukkan pelibatan masyarakat akar rumput, tetapi juga memperkuat posisi banjar sebagai inkubator kultural.
“Banjar merupakan ruang sosial tempat seni dan budaya tumbuh alami. Kami beri ruang utama bagi sekaa yang tumbuh dari komunitas tersebut. Meski demikian, kami tetap berkolaborasi dengan sanggar-sanggar perorangan yang memiliki kontribusi nyata dalam ekosistem budaya kota,” jelasnya.
Keterlibatan Kota Denpasar secara menyeluruh dalam PKB 2025 dapat dipahami sebagai bentuk desentralisasi kebijakan budaya, di mana pemerintah kota memainkan peran aktif dalam penguatan identitas lokal tanpa ketergantungan pada anggaran provinsi. Pendekatan ini mencerminkan prinsip cultural governance berbasis komunitas, yang tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga struktural dan partisipatif.
Secara sosiologis, model partisipatif ini menegaskan peran aktif warga dalam menciptakan dan mewariskan budaya melalui kanal formal seperti PKB. Keikutsertaan 21 sekaa, sanggar, dan komunitas seni merupakan representasi mikro dari dinamika sosial-kultural perkotaan yang tetap mengakar pada nilai-nilai tradisi.
Kebijakan yang memprioritaskan lomba-lomba berbasis narasi lokal seperti masatua Bali atau ekspresi musik tradisional seperti gender wayang menjadi bagian dari agenda pelestarian non-material culture yang sejalan dengan prinsip UNESCO Intangible Cultural Heritage.
Pewarta : Abd. Rohim Ghofar

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal